Rabu, 28 Februari 2024

ROAD SHOW TIGA KOTA JAPASWARA


Road show musik puisi yang dilakukan oleh komunitas musik puisi Japaswara dari kota Tayu -Pati -Jawa Tengah yang rencananya di gelar di tiga kota, Rembang-Lamongan dan Gresik, tadi malam Rabu, 28 Februari 2024 di helat di  Gentong Miring Sluke-Rembang-Jawa Tengah dan dihadiri oleh seniman, penyair, budayawan dan mahasiswa serta masyarakat umum.

Gentong Miring art Galeri merupakan salah satu kantong budaya di wilayah kabupaten Rembang yang sering kali mengelar event literasi, seni dan budaya, tempatnya representatif untuk digelarnya  berbagai event di atas. Termasuk pada bulan Februari menjadi tempat di gelarnya pertunjukan musik oleh komunitas musik puisi Japaswara dengan tajuk Kidung Maha Pralaya.

Kidung Maha Pralaya adalah sebuah garapan musik dan puisi yang di garap oleh JAPASWARA. Tema maha pralaya mengkisahkan tentang tragedi bencana alam dan bencana kemanusiaan yang maha dahsyat akibat ulah tangan serakah manusia.

Manusia berlomba-lomba mengeksploitasi segala sumber daya alam tanpa terkendali, berlomba mewujudkan kemakmuran semu dengan mengorbankan alam sebagai tumbalnya, pengerukan permukaan bumi demi mendapatkan material tambang, penebangan liar yang membabat paru paru bumi, pengeboman bukit-bukit kapur dan batu. Pengeboran perut bumi untuk menghisap sumber minyak. Bukan hanya untuk kebutuhan energi dunia, tapi juga untuk material dasar dari persaingan teknologi global, material bahan pembuat chip robot, komputer, kecerdasan buatan, baterai lithium-ion, bahan baku bom, rudal, roket, stasiun luar angkasa dan lainnya.

Dalam dunia pertanian, penggunaan zat kimia tak terhindarkan demi menaikkan produksi pangan, akibatnya kesuburan alami tanah semakin menipis. Tanah terkontaminasi dengan zat-zat kimia beracun, limbah pabrik memperparah tingkat kadar racun dalam
tanah dan air sehingga berbagai macam penyakit baru muncul dan banyak merenggut korban. Efek rumah kaca menjadikan langit tak sebiru dulu, anomali cuaca yang ekstrem yang dipicu oleh semakin lebarnya kebocoran atmosfer , radiasi sinar ultra violet menyebabkan kanker kulit menjangkiti banyak manusia.

Eksploitasi besar-besaran terhadap segala sumber daya alam, telah memicu tragedi kemanusiaan, memicu konflik antar negara, hingga pecah perang yang mempertontonkan perlombaan senjata pemusnah massal. Perang Rusia-Ukraina, Palestina dan Israel, serta dibelahan bumi lainnya.Tragedi kemanusiaan tak terhindarkan, maha pralaya dihadapan mata.

Japaswara mencoba mengingatkan itu semua, mengajak kita untuk kembali merenung, menyadari bahwa manusia di ujung tanduk sebuah maha pralaya.

Japaswara mencoba mengajak semua untuk kembali mengambil sikap dan aksi sekecil apapun demi menghindari terjadinya maha pralaya.

Mari kita sejenak menarik nafas dalam sambil
memejamkan mata, mencoba untuk menyadari dan berdoa. Melafal japa atau mantra , memohon pada sang penguasa untuk di beri keselamatan, dihindarkan dari maha pralaya. Untuk kemudian bersama-sama membenahi diri, masyarakat untuk peduli pada alam dan kemanusiaan.

Berkesenian dan berkebudayaan dalam masyarakat merupakan energi yang membawa daya hidup, sehingga kegiatan berseni budaya hendaknya lebih digiatkan secara masif dalam masyarakat.

Hal ini menggugah semangat dari Japasawa untuk ambil peran dalam kegiatan berseni budaya di tengah masyarakat dengan melakukan kegiatan roadshow tigakota : Rembang-Lamongan-Gresik.

Japaswara adalah komunitas seni musik dan sastra yang aktif menawarkan ide dan gagasan tentang persoalan dalam masyarakat dalam bentuk pertunjukan musik-puisi, isu-isu yang di suarakan Japaswara sangat dekat
dan bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat, seperti persoalan lingkungan
hidup, kerusakan alam dan persolan
sosial kemasyarakatan.

Kegiatan Roadshow Tiga Kota yang akan dilakukan olehJapaswara adalah Langkah nyata untuk menyuarakan persoalan lingkungan hidup dan kerusakan alam dalam
bentuk pertunjukan music puisi.

Acara Road Show Japaswara di Gentong Miring Arr Gallery di lanjutkan dengan diskusi tentang proses kreatif dan persolan ekologi, sebagai narasumber hadir Deni Jazuli dan Abdul Chamim yang mengupas tentang persoalan ekologi dan dampak sosial-kultur di masyarakat.

Salam ngibadah seni dan ekologi!

Selasa, 14 November 2023

Teori Puisi

 

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia. (Herman Waluyo). Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). (Sumardi)

Pengertian lain dari puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (James Reevas). Puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal (Thomas Carlye). Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan (Pradopo). Puisi merupakan bentuk  pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan (Herbert Spencer)

Jenis Puisi
1.    Puisi lama
2.    Puisi baru

A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima), Banyak suku kata tiap baris dan Irama

1. Jenis puisi lama
a).Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b.) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c.) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
d.) Seloka adalah pantun berkait.
e.) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
f.) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
g.) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

B. Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima

2. Jenis Puisi Baru
a.) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan seSumardi)efren dalam bait-bait berikutnya
b.) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
c.) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
d.) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
e.) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f.) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
g.)Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
h.) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
i.) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
j.) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
k.) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
l.) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
m.) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
n.) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
o.) Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris

Struktur Puisi

A.  Struktur fisik puisi

1.Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
2 Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.
3.Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
4.Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
5.Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

B.  Sruktur Batin Puisi
1.Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
3.Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca
4.Amanat/tujuan/maksud (intention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

*disadur dari berbagai sumber

BEDAH KARYA SASTRA

 


Kenapa kita harus belajar untuk membedah, menelaah sebuah karya sastra?
Untuk menjawab pertanyaan di atas  kita harus sedikit bersabar dengan berusaha mengupasnya dengan pelan-pelan, sebab bisa jadi untuk bisa memahaminya diperlukan uraian yang cukup panjang.

Kita bisa memulai dengan menguraikan terlebih dulu Ilmu Sastra  adalah ilmu yang menyelidiki tentang karya sastra secara ilmiah dengan berbagai gejala dan masalah sastra. Sedangkan, Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, dan Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Seorang penelaah sastra harus dapat menerjemahkan pengalaman sastranya dalam bahasa ilmiah, dan harus dapat menjabarkannya dalam uraian yang jelas dan rasional. (Wikipedia)

Ilmu Sastra memiliki 3 cabang, yakni teori sastrs, kritik sastra dan sejarah sastra, yang ketiganya merupakan satu kesatuhan yang utuh. Teori sastra  membahas tentang kaidah, hukum, kriteria, prinsip, kategori, yang membedakan karya sastra dan non karya sastra. Bisa juga dikatakan sebagai ilmu yang mengungkapkan tentang sastra sebagai karya yang memuat pengalaman batin manusia.

Teori sastra memuat unsur intrinsik ( konvensi bahasa, konvensi budaya, konvensi sastra), konvensi bahasa memuat tentang, makna, gaya, struktur, diksi. Konvensi sastra memuat tema, tokoh, penokohan, alur, latar dan unsur yang membangun suasana, sudut pandang dan pesan. Unsur Intrinsik meliputi unsur budaya, aliran, psikologi, filsafat, agama dan politik.

Dalam perkembangannya, teori sastra antara lain :
1.Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme ini muncul melalui adanya pandangan bahwa karya sastra itu merupakan bentuk dari unsur-unsur yang kompleks dan bersistem. Unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan antar unsur itulah yang digunakan untuk menentukan apakah karya sastra tersebut baik atau buruk.

Teori ini menitik beratkan perhatiannya terhadap struktur yang terkandung dalam teks karya sastra. Maka dari itu, teori strukturalisme atau teori sastra struktural adalah teori yang digunakan untuk mengenali
Unsur-unsur yang berada di dalam (intrinsik) dan di luar (ekstrinsik) karya sastra tidak dapat dipisahkan, keduanya seolah disatukan melalui tulisan.

Unsur Intrinsik

Alur
Unsur alur merupakan salah satu unsur utama pembentuk sebuah karya sastra. Alur atau biasa disebut juga dengan plot adalah bagaimana jalannya suatu cerita yang terdapat di dalam karya sastra. Alur biasanya mempunyai 3 jenis, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

Tokoh
Unsur tokoh juga menjadi unsur penting dalam membentuk sebuah karya sastra. Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra. Tokoh dan penokohan merupakan dua hal yang sama tetapi juga berbeda.

Istilah “penokohan” mempunyai pengertian yang lebih luas dari “tokoh” dan “perwatakan”. Penokohan ini mencangkup masalah siapa tokoh dalam cerita dan bagaimana pelukisan watak tokoh dalam cerita.
Setiap tokoh akan mempresentasikan mengenai sosio-kultur masing-masing dan digambarkan dari pola perilakunya.

Latar
Unsur latar juga berperan penting di dalam suatu karya sastra. Latar adalah tempat atau waktu mengenai peristiwa yang terjadi dalam karya sastra. Latar ada tiga macam, yakni latar waktu, latar tempat, dan latar sosial.

Latar waktu ini berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra.

Latar tempat ini berkaitan dengan lokasi atau tempat dimana peristiwa terjadi (dalam karya sastra).

Latar sosial adalah latar yang mengungkapkan mengenai bagaimana perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra tersebut.

Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang juga dapat dijadikan sebagai unsur terluar dari karya sastra dalam proses menelaah karya sastra menggunakan teori strukturalisme. Latar belakang pengarang dapat berupa faktor-faktor dalam diri pengarang yang mempengaruhinya untuk menulis karya sastra.

Dalam unsur ini, kondisi psikologis pengarang juga berperan penting. Hal tersebut karena kondisi psikologis sangat berpengaruh terhadap gaya penulisan yang dipakainya ketika menciptakan sebuah karya sastra.

Latar Belakang Masyarakat
Unsur latar belakang masyarakat juga turut berperan dalam pembentukan sebuah karya sastra. Latar belakang masyarakat tersebut dapat mencangkup adanya ideologi suatu negara, kondisi politik, kondisi ekonomi, dan kondisi sosial.

Nilai-Nilai dalam Cerita
Sebuah karya sastra itu harus memuat nilai-nilai positif karena salah satu fungsi karya sastra adalah didaktis. Maka dari itu, sebuah karya sastra harus dapat mengandung nilai-nilai ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-nilai tersebut mencangkup adanya nilai agama, nilai budaya, nilai moral, dan nilai sosial.

2. Teori Psikologi Sastra
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai keadaan jiwa yang ada di dalam diri manusia, sebab manusia tidak akan dapat lepas dari adanya intuisi dan perasaan yang masuk dalam relung jiwanya.

Psikologi sastra merupakan teori yang menitik beratkan pada unsur kejiwaan yang ada di dalam sebuah karya sastra. Unsur kejiwaan tersebut berkaitan dengan tiga hal yakni pengarang (ekspresif), karya sastra itu sendiri (tekstual), dan pembaca itu sendiri.

Konflik-konflik kejiwaan yang dialami tokoh dalam cerita dapat dipandang sebagai representasi konflik kejiwaan pengarangnya. Namun hal tersebut kadang tidak disadari oleh pengarang dalam proses penciptaan sebuah karya sastra.

3. Teori Sosiologi Sastra
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai hubungan antar manusia dengan manusia lain. Hubungan tersebut bisa saja berteman atau bermusuhan, apapun itu yang terjalin di sebuah masyarakat.

Teori sosiologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari sebuah karya sastra berdasarkan realitas sosial yang terjadi. Teori ini akan melihat adanya hubungan antara karya sastra dengan realitas sosial.

Sebelumnya kita sudah tahu bukan jika karya sastra itu merupakan hasil tiruan dari kehidupan manusia sehari-hari. Masalah yang terjadi dalam sebuah karya sastra pun juga terinspirasi dari kehidupan manusia sehari-hari. Maka dari itu, teori sosiologi sastra muncul.

Teori sosiologi sastra juga meneliti mengenai fakta-fakta sosial yang termuat dalam sebuah karya sastra yang merupakan fakta sosial atau hanya imajinasi pengarang saja. Selain itu, teori ini juga dapat meneliti mengenai bagaimana penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.

4. Teori Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari mengenai tanda-tanda di dalam bahasa. Semiotika membahas mengenai berbagai tanda di dalam bahasa sebagai wacana yang memiliki makna.

Semiotika mempunyai penanda (signifier) dan petanda (signified). Dalam semiotika juga terdapat adanya tanda, penanda, dan petanda (yang ditandai) hingga akhirnya berkembang menjadi tiga jenis tanda, yakni:

Ikon, yakni hubungan antara penanda dan petanda yang bersifat ilmiah. Contoh: gambar wanita memakai rok di depan kamar mandi wanita.

Indeks, yakni suatu tanda untuk menandakan adanya hubungan secara alamiah (sebab-akibat).

Simbol, yakni penanda yang secara tidak langsung menggunakan metafora dan bersifat tidak alami.

5. Teori Hermeneutika
Hermeneutika adalah ilmu yang mengenali makna melalui makna-makna yang bertujuan untuk menangkap pemikiran seseorang sesuai dengan yang ditangkapnya. Terdapat tiga tahapan teori hermeneutika dalam sebuah karya sastra, yakni:

Level Semantik, yaitu menafsirkan bahasa sebagai kajian yang harus dipahami.

Level Refleksi, yaitu dalam praktiknya harus memahami teks karya sastra dan unsurnya secara konteks.

Level Ekstensial, yaitu penafsiran teks dan konteks dalam karya sastra

Kritik Sastra menurut HB. Jasin bermakna pertimbangan baik buruknya suatu karya sastra, kelemahan dan keunggulan karya.

Menurut Andre Harjono, Kritik Sastra merupakan hasil usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran secara  sistemik yang di nyatakan dalam bentuk tertulis.

Untuk membuat suatu kritik sastra yang baik diperlukan kemampuan mengapresiasi sastra, pengalaman yang banyak dalam menelaah, menganalisa sastra dan penelitian sastra, pengalaman non literal  dan penguasaan teori sastra.
Dari memahami uraian di atas, kita bisa menjawab sendiri kira-kira jawaban apa yg tepat untuk pertanyaan di atas.

*disadur dari berbagai sumber  


TANTU PANGGELARAN - TERJEMAHAN

 

TANTU PANGGELARAN - TERJEMAHAN

Semoga tak ada halangan.

Inilah kitab Tantu Panggelaran, yang dipersembahkan oleh Tuanku, semua (harus) berdiam diri untuk mengetahuinya; nah ...! nah ...!, buatlah dirimu nyaman di dalam mendengarkan cerita tentang "Pulau Jawa Pada Zaman Purbakala".

(Alkisah pada zaman itu) belum ada manusia, bahkan Gunung Mahameru belum ada di pulau Jawa. Adapun keberadaan Gunung Mandalagiri, yakni gunung yang besar dan tinggi itu, yang dijadikan contoh tersebut, (masih) berada di bumi Jambudipa (India). Oleh karena itu, pulau Jawa bergoyang-goyang, selalu bergerak-gerak, berguncang-guncang, sebab belum ada gunung Mandara, bahkan manusia. Oleh karena itu, Bhatara Jagatpramana berdiri, dia mencipta pulau Jawa bersama Bhatari Parameswari, sehingga terdapatlah Gunung Dihyang (Dieng), tempat Bhatara mencipta. Demikianlah ceritanya.

Lama sekali Bhatara mengadakan ciptaan, dia memerintahkan Brahma Wisnu membuat manusia. Nah, tanpa membantah Brahma Wisnu membuat manusia. Tanah dikepal-kepalnya dan dibuat manusia yang sangat elok rupanya seperti rupa dewata. Manusia laki-laki dibuat oleh Brahma, manusia perempuan dibuat oleh Wisnu. Manusia-manusia buatan Brahma Wisnu itu dipertemukan, mereka saling rukun bersama, saling kasih mengasihi. Lalu mereka beranak, bercucu, berlipat-lipat banyaknya, berkembang-biak, menjadi banyaklah jumlah manusia. Namun (mereka hidup) tanpa rumah, laki-perempuan telanjang di hutan, menaungi/melindungi anak-cucu, sebab belum ada pekerjaan yang dibuatnya, belum ada yang (dapat) ditirunya, tanpa celana, tanpa busana, tanpa selendang, tanpa kain panjang (basahan), tanpa ikat pinggang (kendit), tanpa kuncung, tanpa ikat kepala. Berucap tetapi tak tahu apa yang dikatakannya, tidak tahu artinya, daun-daunan dan buah-buahan dimakannya. Demikianlah asal-muasal manusia pada zaman purba.

Maka dari itu para dewata berkumpul dan bermusyawarah menghadap kepada Bhatara Guru. Bhatara Jagatnatha itu menyuruh para dewata membuat tempat tinggal di seluruh Pulau Jawa. Demikianlah kata Bhatara Mahakarana: "Anakku, Brahma, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Pertajamlah benda-benda tajam, misalnya: panah, parang, pahat, pantek, kapak, beliung, segala pekerjaan manusia. Engkau akan disebut pandai-besi. Engkau akan mempertajam benda-benda tajam itu di tempat yang bernama Winduprakasa. Ibu jari (kw. empu) kedua kakimu mengapit dan menggembleng, besi anak panah dikikir. Panah itu menjadi tajam oleh ibu jari kedua kaki, maka dari itu engkau akan disebut Empu Sujiwana sebagai pandai-besi, karena ibu jari/empu dari kakimu mempertajam besi. Oleh karena itu, tukang pandai-besi disebut empu, karena ibu jari kakimu menjadi alat bekerja. Demikianlah pesanku kepada anakku.

Lagi pesanku kepada anakku Wiswakarmma. Turunlah ke Pulau Jawa membuat rumah, biar dirimu ditiru oleh manusia. Sebab itu, engkau dinamai Hundahagi (membangun).

Adapun engkau Iswara. Turunlah ke Pulau Jawa. Ajarlah manusia ajaran berkata-kata dengan bahasa, apalagi ajaran tentang Dasasila (sepuluh hal yang utama) dan Pancasiska (lima hukum/tata tertib). Engkau menjadi guru dari kepala-kepala desa, sehingga engkau dinamai Guru Desa di Pulau Jawa.

Adapun engkau Wisnu. Turunlah engkau ke Pulau Jawa. Biarlah segala perintahmu dituruti oleh manusia. Segala tingkah lakumu ditiru oleh manusia. Engkau adalah guru manusia, hendaknya engkau menguasai bumi.

Adapun engkau Mahadewa, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Hendaknya engkau menjadi tukang pandai emas dan pembuat pakaian manusia.

Bhagawan Ciptagupta hendaknya melukis dan mewarnai perhiasan, serta membuat hiasan yang serupa dengan ciptaan, menggunakan alat ibu jari tanganmu. Oleh karena itu engkau akan dinamai Empu Ciptangkara sebagai pelukis."

Demikianlah pesan Bhatara Guru kepada para dewata semua. Mereka bersama-sama turun ke Pulau Jawa. Brahma menjadi tukang pandai-besi. Lima makhluk besar dimintai pertolongannya, yakni bumi, air, api, angin, angkasa. Bumi sebagai landasan/paron, air sebagai penjepit, api sebagai pembakar, angin sebagai peniup api, angkasa sebagai palu. Oleh karena itu, tempat itu dinamai Gunung Brahma (Bromo), tempat Brahma menjadi pandai besi, kata sang pencerita. Palu dan landasannya sebesar pohon tal, penjepitnya/guntingnya sebesar pohon pinang, sang Bayu (angin) keluar dari goa, sang Agni (api) selalu ada siang dan malam. Itulah tempat Brahma mengerjakan pekerjaan pandai-besi. Demikianlah ceritanya.

Bhagawan Wismakarmma turun membangun rumah. Manusia meniru membuat rumah. Lalu mereka berumah tangga. Oleh karena itu, tempat itu nantinya akan disebut Desa Medangkamulan, tempat awal-mula manusia berumah tangga. Demikianlah ceritanya.

Bhatara Iswara turun mengajarkan kata-kata baik, bahkan tentang Dasasila dan Pancasiska. Dia bergelar Guru Desa di sana. Bhatara Wisnu turun bersama dengan Bhatari Sri, ratu dari awang-awang (angkasa). A berarti hal yang tak ada, Wa berarti hal yang luhur, H yang berarti Bhatara/dewa; sehingga Wisnu disebut Rahyang Kandyawan. Bhatari Sri disebut Sang Kanyawan di negeri Medanggana. Demikianlah asal-mula adanya negeri/negara. Demikianlah ceritanya. Dia memberi ajaran kepada manusia, sehingga mereka mengetahi cara memintal, menenun, bercelana, berpakaian, berkain, beselendang. Bhatara Mahadewa turun menjadi tukang pandai-emas. Bhagawan Ciptaguna turun menjadi pelukis.

Lagi tentang Kandyawan. Dia mempunyai anak lima. Sang Mangukuhan, nama anak yang paling tua. Sang Sandang-garba nama anak kedua. Sang Katung-malaras nama anak yang tengah. Sang Karung Kalah nama kakak dari anak yang bungsu. Sang Werti Kandayun nama anak yang bungsu.

Kemudian kendaraan Bhatari Sri datang, yaitu empat burung, yakni burung perkutut, burung puter, burung deruk merah, burung merpati hutan. Mereka dikejar-kejar oleh lima anak itu dan disusul berderet di warung, kemudian dilukai oleh Sang Werti Kandayun. Jatuhlah tembolok burung-burung itu: Tembolok burung perkutut berisi biji putih, tembolok burung merpati hitam berisi biji hitam, tembolok burung deruk merah berisi biji merah, tembolok burung puter berisi biji kuning, semerbak harum baunya. Kelima anak itu bergembira. Dimakanlah (biji kuning) itu sampai habis. Oleh karena itulah sampai sekarang tidak ada biji kuning, sebab habis dimakan habis oleh kelima anak itu. Sang Mangukuhan menanam biji putih, merah dan hitam itu. Lalu mereka menjadi padi nantinya. Demikian juga kulit biji yang kuning ditanamnya, yang akhirnya menjadi kunyit. Demikian genaplah biji empat warna itu sampai sekarang.

Lagi tentang Bhatara Mahakarana membuat tempat tinggal di pulau Jawa, meninggalkan tempat dewa, hingga tersebar di muka bumi, berderet-deret tanpa terputus, beragam tanpa ada yang hancur. 

Demikianlah halnya

LAHIRNYA RADEN PAKU (SUNAN GIRI)

 Tung tung dung... Tung tung dung

Tung tung dung... Tung tung dung

Lailaha ilallah muhammadurosulullah.. 

Eman-eman wong sing nganteng ora sembayang.. 

Nabi Yusuf nganteng isek gelem sembayang.. 

Eman-eman wong ayu sing ora gelem sembayang. 

Siti Zulaikhah ayu... Isek gelem sembayang.. 


Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Iki cerito.... Ceritone lahire Raden Paku.. 

Radeng Paku utawo Raden Ainul Yakin 

Sing masyhur kaleh sebutan Sunan Giri ugo Prabu Satmata, sing nyebarno agama islam ning tlatah Gresik lan dadi rojo nek Giri Kedaton , engkang dipun sarehaken teng astana  giri bukit Gajah Gresik... Ingkang sakniki rame dipun ziarahi.. 


Tung tung dung.. Tung tung dung... 

Tung tung dung... Tung tung dung... 

Sewijine masa, ing tlatah Jawa bagian wetan, tepate nek kerajaan Blambangan sing nalika iku di pimpin kaleh Prabu Menak Sembuyu lan patih   Bajol Sengoro. Nalika iku kerajaan Blambangan wonten kejadian gede sing ndadekake kisruhne negara, gegere negara.. Yoiku nek kerajaan Blambangan di landa wabah penyakit menular, utawi sing di arani Pagebluk. 


Pagebluk niku wabah penyakit sing menular lan berbahaya, tyang sing terkena wabah pagebluk, isuk sehat, sore loro trus bengine mati, bengi sehat, isuk mati. Pagebluk iki ora mung nyerang menungso, ugoh nyerang hewan, khususe hewan ternak, wedus, sapi, kebo... Hewan ternak isuk urip, sore mati.. Bengi urip, isuk mati. 


Wabah pagebluk ndadekake geger geden nek negara Blambangan, manungso lan hewan katah sing mati,isuk melok ngubur,sore ganten di kubur,hewan ternak sing mati ora sempat di kuburake. Saben pelosok negoro dadi ambu batang, sawah lan tegal dadi rusak ora ono sing ngerawat. Pagebluk iki ora namung nyerang rakyat jelata, wabah iki ugoh nyerang tyang-tyang sing ono nek njero keraton Blambangan. Salah sijine inggih meniko putri prabu Menak Sembuyu, sing ayu koyok bidadari  kang paring asma Dewi Sekardadu. 


Dewi Sekardadu terserang wabah pagebluk, awake panas, kulite sing alus dadi gosong. Ngaweruhi kondisi rakyat dan putrine, prabu Menak Sembuyu banjur ngumpulake para mentri, punggawa lan patih. Banjur ngendikan , "para mentri dan pungawa kerajaan Blambangan, kepiye carane ngilangi pagebluk iki? ", patih Bajul Sengoro banjur usul, " Sendiko dawuh gusti prabu, kawula usul, menawi dipun anakno sayembara, sopo sing iso nyirnahake pagebluk sopo wae, bakal di paringi hadiah". Prabu Menak Sembuyu setuju kaleh usul patih Bajol Sengoro, banjur prabu Menak Sembunyu ngumumake sayemboro lan ngutus para prajurit nyebarno pengumuman sayemboro, "sapane wong sing iso ngilangake pagebluk lan saget nyembuhake penyakite Dewi sekardadu, lamun lanang bade dipun jodohake kaleh Dewi Sekardadu, nek wedok bakal di dadekake dulure Dewi Sekardadu lan diparingi hadiah, lamun gagal bakal di hukum pancung nek alun-alun keraton Blambangan".


Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Poro dukun sakti banjur podo melu sayembara, tapi podo gagal lan di hukum pancung nek alun alun. Negara tambah dadi geger, ora ono wong sing gelem melok sayembara. Para prajurit banjur di perintah nyekeli poro dukun lan tabib sing ono nek kerajaan Blambangan di gowo nang keraton Blambangan supoyo ngobati Dewi  Sekardadu. Salah sijine tabib sakti di kongkon ngobati Dewi Sekardadu, tetapi ora mampu nyembuhake Dewi Sekardadu, nalikane arep diseret nang alun alun, tabib mau banjur ngomong, " Nyuwun ampun gusti prabu, kulo mboten saget menyembuhkan Dewi Sekardadu, namun kawulo keprungu wonten tabib sing terkenal ngada kemampuan linuwih, jenenge tabib iku Syeh Maulan Ishaq. Prabu Menak Sembuyu banjur takon, "nek endi panggone tabib sakti sing jenenge Syeh Maulana Ishak? ", tabib mau banjur njawab, " Sendiko dawuh gusti, Syech Maulana Ishaq manggon teng bukit  Gajah, wonten daerah Giri Gresik". Prabu Menak Sembuyu banjur nitahake mareng pati Bajul Sengoro. "Patih Bajul Sengoro, golekono syech Maulana Ishaq nang Gresik, nek ketemu sampaikan pesanku, supayo gelem nang Blambangan, sak perlu nyirnahake pagebluk lan ngobati putri Dewi Sekardadu, lamun berhasil bakal di paringi hadiah lan di nikahke kaleh Dewi Sekardadu. Kepiye wae carane, sing penting Syech Maulana Ishaq bisa teko nang Blambangan". Patih Bajul Sengora banjur berangkat budal ngoleki Syech Maulana Ishaq nang bukit Gajah Giri Gresik. 


Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Lailahailallah.. 

muhammadarosulullah... 


( biyen nek jamane nabi Muhammad yo tau ono pagebluk sing melanda salah sijine daerah nek jazirah arab, banjur nabi Muhammad dawuh, "Sopo wae sing onok nek daerah sing keno wabah penyakit, sing wes nek njeroh daerah mau gak oleh metu, sing isek nek njobone daerah mau gak oleh mlebu, sampai wabah penyakit utawo pagebluk sirna"). 


Lailahailallah.. Muhammadurasulullah.. 

Eheem.... Wong ngentrung kok gak ono ngombene, ngerasakno kopi, banyu botolan wae gak ono.. 

Eheeem.... 


Singkat cerito... 

Nek bukit Gajah daerah Giri Gresik, syech maulana Ishaq wayah sore tafakkur nang duwute watu.. Panjenengan nipun sampun ngaweruhi yen bakal ono utusan saking kerajaan Blambangan.. Mula panjenenganipun  syech Maulana Ishaq ngantosi utusan Blambangan kaleh tafakkur lan wiridan nang duwur watu . Utusan Blambangan teko lan nyedak maring syech Maulan Ishaq, banjur matur, " Nuwun sewu kisanak, kulo nderek takon, pundi panggonane tabib sakti sing jenenge Syech Maulana Ishaq? ". Syech Maulana Ishaq banjur njawab pitakonane utusan Blambangan mau. " Kulo piyambak sing jenenge Maulana Ishaq, lan kulo sampun ngerti maksud lan tujuan kisanak, mulo becik kisanak langsung berangkat teng Blambangan, kulo mangke bade nyusul, monggo... ". Patih Bajul Sengoro kaget, pancen sakti Syech Maulana Ishaq iki, kulo dereng matur lan cerito, tapi Syech Maulana Ishaq wes ngerti maksud lan tujuan kulo, " Ngeeh kisanak kulo langsung balik nang Blambangan".


Tung tung dung... Tung tung dung.. 

Tung tung dung... Tung tung dung... 

Singkat cerito.. Nek ndalem keraton Blambangan, prabu Menak Sembuyu gelisah, wes telung dino telung bengi patih Bajul Sengoro budal nang Gresik, tapi kok durung ono kabar teko teliksandi, " Wes telong dino telung bengi, patih Bajol Sengoro budal nang Gresik, tambah dino wong wong akeh sing mati, sapi, wedus, jaran yo podo mati keno pagebluk, anakku dewe, Dewi Sekardadu yo durung waras, malah tambah parah, nanging durung ono kabare teleksandi, sing ngabarno hasile patih Bajul sengoro ngowo tabib sakti". Tiba tiba ono prajurit melbu nek balairung keraton Blambangan karo terburu-buru, " Sembah kulo prabu, nyuwun pangapuro, nek ngarep regol keraton wonten tyang klambinan jubah putih, ngakune disuruh menghadap kaleh paduka prabu, tyang punika asmane Maulana Ishaq, saking bukit Gajah, Giri Gresik", prabu Menak Sembuyu kaget, "Sopo? Maulana Ishaq saking Gresik?, cepet aturi mlebu nang Balairung! ", perintah prabu Menak Sembuyu. 


Trung tung dung... Trun tung dung... 

Trun tung dung... Truntung dung. 

Syech Maulana Ishaq banjur ngadep nang prabu Menak Sembuyu, " Assalamualaikum.... Kulo Maulana Ishaq.. Saking gresik, kulo insyaallah saget ngilangake pagebluk lan ngobati Dewi Sekardadu kelawan izin saking Gusti Allah, namung wonten syarate..!. Ngendikane Syech Maulana Ishaq. 


Prabu Menak Sembuyu banjur takon "opo syarate? ", dijawab kaleh Syech Maulana Ishaq " Insyaallah kulo bade ngobati Dewi Sekardadu lan ngilangake pagebluk saking Blambangan kaleh izin gusti Allah, ananging sakderenge ingsun ngobati, kulo ngada syarat, kalau dewi Sekardadu saget kulo tambani lan pagebluk saget kulo ilangake kulo nagih janji paduka prabu, yakniku nikahake kulo karo dewi Sekardadu, sak durunge nikah dewi Sekardadu kudu mlebu agama kulo, engeh meniko agama Islam, kelawan ngucap dua kalimat syahadat, lan kulo di izinkan menyebarkan agama Islan teng Kerajaan Blambangan tanpo halangan., niku syarat nipun , pripun paduka prabu? ". Prabu Menak Sembunyu nyanggupi syarat ingkang di ajukan dening Syech Maulana Ishaq. 


Banjur Syech Maulana Ishaq mlebet teng kamare Dewi Sekardadu, sholat hajat lan dungo  mareng gusti Allah kang maha kuasa, supados paring pitulungan dumateng Dewi Sekardadu lan ngilangake pagebluk saking kerajaan Blambangan. Nalikane syech Maulana Ishaq sholat lang dungo mareng gusti Allah, langit dadi mendung ireng ndedet, petir lan gluduk membahana nek langit Blambangan, banjur kersane gusti Allah, Dewi Sekardadu berangsur sembuh dan pulih seperti sediakala, rakyat Blambangan sing keno pagebluk ugo podo mulai waras lan pagebluk sirna saking kerajaan Blambangan. Saking njobo balairung keraton Blambangan, patih Bajul Sengoro terburu buru datang menghadap maring prabu menak Sembuyu, " Sembah Kawula , prabu... Kulo sampun kepanggih kaleh Syech Maulana Ishaq, kandane syech Maulana Ishaq bade nyusul kulo". Prabu Menak Sembuyu nguyu kaleh ngucap, "Ha.. Ha.. Ha... Syech Maulana Ishaq wes tekan mau, syech Maulana ishaq wes ngobati Dewi Sekardadu, lan saiki putriku Dewi Sekardadu wes sembuh lan pagebluk wes sirna saking Blambangan". Patih Bajul Sengoro kaget lan ngucap nek ati, " Kok iso syech Maulana Ishaq tekan disikan.. Padahal berangkate disek aku, pancen Syech Maulana Ishaq ora tyang sembarangan".


Prabu Menak Sembuyu akhire ngelaksanakno janjine, Dewi Sekardadu di izini mlebu agama Islam lan di nikahake kaleh Syech Maulana Ishaq, ugo dipun izini nyebarke agama Islam Nek Kerajaan Blambangan. Dari hari kehari, rakyat Blambangan akeh sing melu mlebu agama Islam, lan podo belajar ajaran agama Islam teng langgar sing dibangun oleh Maulana Ishaq lan Dewi Sekardadu.. Semakin hari jumlah    santri Maulana Ishaq tambah katah, niki ndadekake patih Bajul Sengoro ngeroso tersaingi lan timbul drengki  marang Syech Maulana Ishaq, banjur ngada rencana kanggo nyingkirno Maulana Ishaq saking Blambangan.


Patih Bajul Sengoro ngadep nang prabu Menak Sembuyu banjur matur, "Sendiko dawuh gusti prabu, sakniki rakyat Blambangan sudah nanyak sing melok agamane  Maulana Ishaq, lan dadi pengikute, lamakelamaan kalau di biarkan niki bakal ilang pengaruh lan wibawa paduka prabu, rakyat Blambangan luwih taat marang ucapane Maulana Ishaq.. Suwe suwe bakal iso podo berontak mareng prabu... ".

Prabu Menak Sembuyu terdiam manggut manggut, "iso dadi bener omonganmu patih, mulo ingsun mrentahake patih Bajul Sengoro kanggo nyeluk Maulana Ishaq ngadep mareng aku" . Patih Bajul sengoro banjur budal karo pengawal nang langgar Syech Maulana Ishaq perlu mekso Maulana Ishaq ngadep marang prabu Menak Sembuyu. 


Trung tung dung.... Trung tung dung.. 

Trung tung dung.... Trung trung dung... 


( manungso nek wes dikuasai hawa nafsu.. Bakale luwih ino tinimbang kewan, mulo dawuhe kandjeng nabi, " sak apik-apike manungso yoiku  manungso sing bermanfaat kanggo liyane".) 


Singkat cerito, patih Bajul Sengoro lan para pengawal podo budal nang langgare  Syech Maulana Ishaq, nalikane tekan ngarepe langgar, syech Maulana Ishaq lan para santri lagi podo sholat . Patih Bajul Sengoro bengok bengok ngongkon Maulana Ishaq metu songko langgar sak perlu ngadep marang prabu Menak Sembuyu. Maulana Ishaq sing lagi sholat nerusake sholate, ora nanggepi suara patih Bajol Sengoro. Patih Bajol Sengoro ngeroso di remehno.. Banjur nendang lawang langgar, lawange mbukak lan ketok poro santri lan Maulana Ishaq ruku', patih Bajol Sengoro rumongso didipantati . Patih Bajul Sengoro tambah wirang nanging ora wani nyerang santri lan Maulana Ishaq, sebab wedi marang kesaktiane Maulana Ishaq. Patih Bajul Sengoro langsung balik nang keraton Blambangan sak perlu nyerita'ake kedadean mau. 


Trung trung dung... Trung trung dung... 

Singkat cerito, nek keraton Blambangan Patih Bajul Sengoro nyerita'ake kedadean mau, prabuMenka Sembuyu banjur duko lang ngajak patih lan punggowo ngluruk nang langgate Maulana Ishaq. 


Nek Langgar Maulana Ishaq, prabu menak Sembuyu banjur nyeluk maulana Ishaq lan Dewi Sekardadu, prabu Menak Sembuyu banjur nguwei pilihan nang Maulana Ishaq, supoyo ninggalno Blambangan lan Dewi sekardadu utowo adu tanding karo deweke. Syech Maulana Ishaq banjur ngendikan nek Maulana Ishaq ngalah becik ninggalke Blambangan lan Dewi Sekardadu sing lagi hamil. 


Sak durunge berangkat, Maulana Ishaq pesen mareng Dewi Sekardadu, nek deweke arep nang  desa Kemantren, desa sing awal pertama kali syech Maulana Ishaq tinggal lang nyebarke agama Islam nang tlatah jawa. Lan nek Dewi Sekardadu arep nyusul diparingi tanda , nek Dewi Sekardadu Ketemu kaleh Watu Tumpang sing ono nek wetane desa Mantren berarti wes cedak karo ngon tafakkure Maulana Ishaq, yoiku sebelah lore watu tumpang kang dipun arani Sepaku, tebing watu nek pinggir pantai Kemantren. 


Trang trang dung.... Trang trang dung... 

Singkat Cerito, Dewi Sekardadu banjur nyusul bojone, yoiku Syech Maulana Ishaq sing ono ing  Sepaku Kemantren, nalikane Dewi Sekardadu wrs ono ing wetane desa Kemantren, deweke nemoni onok watu ditumpuk utawo watu tumpang, eling pesene Syech Maulana Ishaq, Dewi Sekardadu banjur terus mlaku ngalor lan nek ningsor tebing Sepaku Dewi Sekardadu Ketemu karo Syech Maulan Ishaq, banjur karone urip bahagia nang Mantren, nganti lahir bayi sing dikandung Dewi sekardadu nek ngon sing di arani Sepaku, mula putranipun dipun kenal kaleh asma Raden Paku Maulana Ainul Yakin. 


Trung trung dung... Trungtrung dung

Lailahailallah muhammadarosulullah.. 

Iki mau cerito, ceritane lahire Raden Paku. 

Mugi mugi ngowo berkah lan manfaat

Trung trung dung.. Trung trung dung.. 

Wong mergawe onok kesele

Wong ngentrung ono lerene. 

Wak paidi dodolan kelopo

Menawi lepat nyuwun ngapuro


PERCAKAPAN TERAKHIR

 Ini percakapan kita yang terakhir dek.. 

Sebelum kau pamit untuk tidur. 

Sebelum sesak nafas merenggut suaramu. 

Kau bicara tentang pertemuan kita. 

Bahwa tak ada yang perlu disesalkan. 

Tak ada penyesalan bahwa takdir mempertemukan kita. 

Takdir pula yang memisahkan kita.. 

Tiga tahun  kebersamaan kita, memang terlalu singkat. 

Namun setapak demi setapak mimpi dan harapan kita mulai terwujud. 

Tiga tahun belumlah waktu yang cukup untuk menjejakkan kaki,berdiri kokoh bergandengan tangan merajut rumah tangga. 

Namun semangatmu begitu luar biasa. 

Menyiapkan masa depan anak-anak kita. 

Masa depan kita. 

Sebelum kau pamit untuk tidur... 

Kau begitu tabah dan kuat. 

Kau yang menguatkan hatiku

Bahwa kematian pasti akan datang. 

Sakit ini hanyalah sebuah jalan. 

Dan kau ikhlas berserah pada kenyataan. 

Tatapan matamu begitu sayu, 

namun aku tahu betapa besar cinta yang terpancar. 

"Duduklah, pegang tanganku ,temani aku disini, dan bersabarlah", katamu saat itu. 

" Dudukkan aku, pijit punggungku.. Seluruh badanku terasa pegal", ujar mu. 

Aku dudukan dirimu dek, aku pijat punggungmu. 

Aku peluk tubuhmu.. 

Mungkin ini adalah pelukan terakhir... 

Kau begitu senang dan bangga.. 

Sebelum kau pamit tidur.. 

Aku kecup kening mu..

Dan kau pun pamit tidur... 

Tidur untuk selamanya... 

Aku tak menangisi mu dek, saat itu... 

Sebab kepergian mu begitu indah. 

Namun... Aku tak mampu menahan tangis ku

Saat aku berdoa di atas pusara mu. 



 



RESOLUSI JIHAD

 


RESOLUSI JIHAD.
*Japaswara Musik Puisi
(Komposisi 1.)

Inilah kidung seruan kebangsaan
Yang menjelma semangat perjuangan
Bermandi peluh, air mata dan darah

Inilah senandung perlawanan
Persemaian tekad dan semangat
Dari tandan kemerdekaan

Muasalnya adalah cinta.
Mata air hayat yang mengaliri kalbu dan nurani
Menumbuhkan keberanian dan kesucian

Gemuruh takbir
Menggetarkan  langit dan semesta
Menyulut pekik gelora juang

Inilah barisan kyai dan santri
Bergelombang menuju lautan  jihad
Bersatu  di garis perlawanan

Hadratus Syaikh  muaranya.
Menyatukan  santri, tentara dan rakyat
Dalam resolusi perjuangan

Inilah resolusi jihad
Di atas tanah pusaka
Menjaga Harga diri dan kehormatan
Dalam
Tekad dan semangat
Derap dan langkah
Pekik takbir dan letusan senapan
Mortir dan granat
Bambu runcing  dan ketapel
Darah dan debu
Air mata dan keringat
Hidup Merdeka atau berkalang tanah
Hidup mulia atau mati syahid.

Maka inilah gelora  juang kyai dan santri

(Lanjutan Komposisi 1)

Dalam pekikan takbir dan gemuruh semangat
Mempertahankan kemerdekaan
Menjaga harkat kemanusiaan
Santri dan kyai,pejuang dan rakyat
Bersatu padu menjadi satu
Bergerak maju berderap langkah
Menggetarkan tanah,
Mengguncangkan  langit
Menyongsong terjangan peluru
Mempersembahkan diri puncak pengabdian
Di setiap tubuh yang rubuh kepangkuan pertiwi
Dan nyawa yang melayang dalam dekapan tuhan.

(Komposisi 2)

Kemerdekaan yang hakiki
Disiram kerja keras di pupuk pengorbanan

Iman tertancap dalam kalbu
Menjadi tonggak arah pembangunan
Mengakar kuat di urat nadi
Menjadikan manusia yang hakiki

Ilmu  bersemayam dalam akal budi
Laksana gemintang memandu peradaban
Menerangi pikiran dari kebodohan

Adab menghias kemanusiaan
Mengharumkan kehidupan berbangsa
Berdiri tegak  laksana pusaka bertuah.

Inilah kidung gelora juang
Resolusi jihad yang berkumandang
Bersatu padu mempertahankan  kemerdekaan, harga diri dan kehormatan.

(Lanjutan Komposisi 2)
KOMPOSISI 3
SANTRI NUSANTARA
Siapa yang mengawal kanjeng sunan giri.
Menghadang gempuran mataram
Yang cemburu pada cahaya tuhan.

Siapa yang mengawal bonjol sang imam
Bersama para padri
Menentang kaum adat yang di provokasi kompeni.

Siapa yang mengawal Diponegoro
Menegakkan perang sabil
Melawan belanda di tanah jawa

Siapa yang mengawal hadratus syekh dan para kyai.
Mengobarkan resolusi jihad
Merumat kemerdekaan sebagai hijrah kebebasan
Lepas dari belenggu penjajahan.

Siapa yang mengawal bung tomo
Menggemakan Allahu akbar
Menangkis ledakan inggris dan nica
Berperisai keyakinan serta nyawa
Pada 10 November di surabaya

Siapa?

Nyatanya kamu
Yang berpeci butut itu
Sarung lusuh, wajah kumuh namun tak pernah rapuh
Menjaga kampung dan desa
Juga tlatah tak berpeta
Dalam perang gerilya tanpa bintang jasa.

Kamu
Yang berbakiak kayu, sajadahdan kitab berdebu
Tak mempan peradaban palsu
Merawat negeri dengan patrol dan puja puji sahaja
Luput dari sejarah agung para nama.

Kamu
Yang gatal gatal kulitmu
Eksim, kadas, panu
Serta kudisan disekujurmu.
Adalah garda utama bhineka tunggal ika
Di tengah bangsa yang sakit jiwa
Karena rakus harta, gila kuasa, dan sakau agama!

Ya,
Kamulah penjaga itu
Putra putri sejati ibu pertiwi
Santri Nusantara.

(LANJUTAN  KOMPOSISI  3 )

PUISI SEMBAYANG RUMPUTAN.
*Ahmadun YH

walau kaubungkam bunyi azan
walau kaugusur rumah-rumah tuhan
aku rumputan takkan berhenti sembahyang
:inna shalaati wa nusuki
wa mahyaaya wa mamaati
lillahi rabbil ‘alamin
topan menyapu luas padang
tubuhku bergoyang-goyang
tapi tetap teguh dalam sembahyang
akarku yang mengurat di bumi
tak berhenti mengucap shalawat nabi
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan jiwa dan badan
yang rindu berbaring di pangkuan tuhan
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan habis-habisan
walau kautebang aku
akan tumbuh sebagai rumput baru
walau kaubakar daun-daunku
akan bersemi melebihi dulu
 aku rumputan kekasih tuhan
di kota-kota disingkirkan
alam memeliharaku subur di hutan
aku rumputan
tak pernah lupa sembahyang
:sesungguhnya shalatku dan ibadahku
hidupku dan matiku hanyalah
bagi allah tuhan sekalian alam
pada kambing dan kerbau
daun-daun hijau kupersembahkan
pada tanah akar kupertahankan
agar tak kehilangan asal keberadaan
di bumi terendah saya berada
tapi zikirku menggema
menggetarkan jagat raya
: la ilaaha illalah

muhammadar rasululah
aku rumputan kekasih tuhan
seluruh gerakku yaitu sembahyang

RITUS SEMESTA ( BAWANA SUNGSANG )

 


RITUS SEMESTA (Bawana Sungsang)
*Japaswara Musik Puisi
(Komposisi 1.)
Inilah dendang dari kesunyian
Yang menjelma kelopak bunga
Bermandi embun pagi cemerlang.

Inilah senandung pujian
Persemaian serbuk sari dan putik  bunga
Dari tandan kehidupan.

Muasalnya adalah cinta.
Mata air hayat yang mengaliri lembah dan ngarai.
Menumbuhkan kebun dan taman bunga.

Gemericik air di bebatuan.
Mengisi celah dan rongga
Menjadi persemayaman bagi lumut.

Ikan-ikan berenang mengikuti arus
mengalir menuju muara .
Bersatu  di kedalaman samudra.

Kelaut juga muaranya.
Mencipta garis batas pertemuan
Dalam kesatuan

Inilah kidung puji-pujian
Di atas altar persembahan.
Persandingan keabadian.
bunyi dan getaran
Pijar dan cahaya
angin dan awan
Batu dan tanah
Air dan api
Bunga dan wangi
Kata dan makna
Suka dan duka
Cinta dan benci

Maka inilah ritus semesta.

(Lanjutan Komposisi 1)

Dalam doa kita menjelma semesta.
Mengarungi cakrawala
Menyibak awan mega
Menjejaki konstelasi bintang-bintang
Melintasi gugusan galaksi.
Melompati ledakan supernova.
Menyaksikan nama-namanya terpahat
Di setiap ciptaannya.

(Komposisi 2)

Semesta dalam diri
Tiga kuil suci berdiri.

Baitul makmur
Tergantung tanpa tiang
Mengambang di atas langit  kepala.
Dalam taburan milyaran bintang syaraf otak.

Baitul Muharam bersemayam di kalbu.
Di bentengi tembok kokoh dada manusia
Berdiri di diantara samudera yang tak henti menggelora.

Baitul Muqodas bersemayam benih suci.
Di mantra, di rajah keselamatan
Berdiri tegak  laksana pusaka bertuah.

Inilah ritus semesta.
Semesta raya bersatu dalam semesta diri
Dengan buaian kidung pujian
Dan mantra keselamatan.

(Lanjutan Komposisi 2)

KOMPOSISI 3

Sajatine ora ana apa-apa
awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji
kang ana dhingin Ingsun
sajatine kang maha suci
anglimputi ing sipat ingsun
anartani ing asma ingsun
amratandhani ing apngal ingsun.

sajatine Ingsun dat kang amurba amisesa
kang kawasa anitahake sawiji-wiji
dadi sanalika sampurna saka kodrat Ingsun
ing kono wus kanyatan pratandhaning apngal Ingsun
kang minangka bebukaning iradatIngsun
kang dhingin Ingsun anitahake kayu aran sajaratul yakin
tumuwuh ing sajroning alam ngadam makdum ajali abadi
Nuli cahya aran Nur Muhammad, nuli kaca aran mirhatul hayai
nuli nyawa aran roh ilapi
nuli damar aran kandil
nuli sesotya aran darah
nuli dhindhing jalal aran kijab
Iku kang minangka warananing kalarat Ingsun

Sajatine manungsa iku rahsanIngsun
lan Ingsun iku rahsaning manungsa
karana Ingsun anitahake adam asal saka anasir patang prakara
bumi, geni, angin, banyu
Iku kang dadi kawujudaning sipat Ingsun
ing kono Ingsun panjingi mudah limang prakara
nur, rahsa, roh, napsu, budi
Iya iku minangka warananing wajah Ingsun kang maha suci.

sajatine Ingsun anata malige ana sajroning betal makmur,
iku omah enggoning parameyan Ingsun
jumeneng ana sirahing Adam
Kang ana sajroning sirah iku dimak yaiku utek
kang ana antaraning utek iku manik
sajroning manik iku budi
sajroning budi iku napsu
sajroning napsu iku suksma
sajroning suksma iku rahsa
sajroning rahsa iku Ingsun
ora ana Pangeran anging Ingsun
dat kang nglimputi ing kahanan jati

(LANJUTAN  KOMPOSISI  3 )

PUISI SEMBAYANG RUMPUTAN.
*Ahmadun YH

walau kaubungkam bunyi azan
walau kaugusur rumah-rumah tuhan
aku rumputan takkan berhenti sembahyang
:inna shalaati wa nusuki
wa mahyaaya wa mamaati
lillahi rabbil ‘alamin
topan menyapu luas padang
tubuhku bergoyang-goyang
tapi tetap teguh dalam sembahyang
akarku yang mengurat di bumi
tak berhenti mengucap shalawat nabi
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan jiwa dan badan
yang rindu berbaring di pangkuan tuhan
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan habis-habisan
walau kautebang aku
akan tumbuh sebagai rumput baru
walau kaubakar daun-daunku
akan bersemi melebihi dulu
 aku rumputan kekasih tuhan
di kota-kota disingkirkan
alam memeliharaku subur di hutan
aku rumputan
tak pernah lupa sembahyang
:sesungguhnya shalatku dan ibadahku
hidupku dan matiku hanyalah
bagi allah tuhan sekalian alam
pada kambing dan kerbau
daun-daun hijau kupersembahkan
pada tanah akar kupertahankan
agar tak kehilangan asal keberadaan
di bumi terendah saya berada
tapi zikirku menggema
menggetarkan jagat raya
: la ilaaha illalah

muhammadar rasululah
aku rumputan kekasih tuhan
seluruh gerakku yaitu sembahyang

(Komposisi penutup)

Kanti hangucap asmaning Sanghyang Asmara
Asma kang sinimpen ing telenging dumadi
Kinanti restu pangestu saking kiblat papat
Ingsun annutup japanira
Ing pangajab sakabehing daya kang suci
Nyawiji jroning jiwangga
RAHAYU SAGUNG DUMADI

Buat pentas tanggal 18 Juli 2023
#JAPASWARA

KIDUNG MAHA PRALAYA

 

Kidung Maha Pralaya adalah sebuah garapan musik dan puisi yang di garap oleh JAPASWARA, tema maha pralaya mengkisahkan tentang tragedi bencana alam dan bencana kemanusiaan yang maha dahsyat akibat ulah tangan serakah manusia.

 
Manusia berlomba-lomba mengeksploitasi segala sumber daya alam tanpa terkendali, berlomba mewujudkan kemakmuran semu dengan mengorbankan alam sebagai tumbalnya, pengerukan permukaan bumi demi mendapatkan material tambang, penebangan liar yang membabat paru paru bumi, pengeboman bukit- bukit kapur dan batu. Pengeboran perut bumi untuk menghisap sumber minyak.

 
Bukan hanya untuk kebutuhan energi dunia, tapi juga untuk material dasar dari persaingan teknologi global, material bahan pembuat chip robot, komputer, kecerdasan buatan, baterai lithium-ion, bahan baku bom , rudal, roket, stasiun luar angkasa dan lainnya.

 
Dalam dunia pertanian, penggunaan zat kimia tak terhindarkan demi menaikkan produksi pangan, akibatnya kesuburan alami tanah semakin menipis. Tanah terkontaminasi dengan zat-zat kimia beracun, limbah pabrik memperparah tingkat kadar racun dalam tanah dan air sehingga berbagai macam penyakit baru muncul dan banyak merenggut korban.
Efek rumah kaca menjadikan langit tak sebiru dulu, anomali cuaca yang ekstrem yang dipicu oleh semakin lebarnya kebocoran atmosfer , radiasi sinar ultra violet menyebabkan kanker kulit menjangkiti banyak manusia.

 
Eksploitasi besar-besaran terhadap segala sumber daya alam, telah memicu tragedi kemanusiaan, memicu konflik antar negara, hingga pecah perang yang mempertontonkan perlombaan senjata pemusnah massal. Perang Rusia-Ukraina, Palestina dan Israel, serta dibelahan bumi lainnya.

 
Tragedi kemanusiaan tak terhindarkan, maha pralaya dihadapan mata.
Japaswara mencoba mengingatkan itu semua, mengajak kita untuk kembali merenung, menyadari bahwa manusia di ujung tanduk sebuah maha pralaya.
Japaswara mencoba nrngajak semua untuk kembali mengambil sikap dan aksi sekecip apapun demi menghindari terjadinya maha pralaya.


Mari kita sejenak menarik nafas dalam sambil memejamkan mata, mencoba untuk menyadari dan berdoa... Melafal japa atau mantra , memohon pada sang penguasa untuk di beri keselamatan, dihindarkan dari maha pralaya... Untuk kemudian bersama sama membenahi diri, masyarakat untuk perduli pada alam dan kemanusiaan. 



Kidung Maha Pralaya yang dilaunching oleh JAPASWARA  berisikan :
1.Japa Pambuka
2.Hingga Perbatasan Hari ( Puisi)
3.Kabar dari Gunung (Puisi)
4.Kabar dari Alam ( Lagu)
5.Petaka Tanpa Tanda ( Puisi )
6.Kidung Tangise Ati (lagu)
7.Kidung Maha Pralaya ( puisi/japa mantra)

JAPASWARA LAUNCHING KIDUNG PRALAYA

 "SRAWUNG" njagong bareng kades dan sesepuh desa, adalah kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh pemuda-pemudi Karang Taruna desa Tayu Wetan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati pada hari Sabtu, 11 November 2023 dimulai pukul 19.30 wib.


Acara dimulai dengan tahlil bersama, sebagai bentuk penghormatan dan kirim doa untuk para pahlawan bangsa, cikal bakal desa, wali-wali yang ada disekitar desa Tayu Wetan beserta para ulama dan masyayikh yang telah berpulang ke hadirat Tuhan. Tahlil bersama dipimpin oleh ustad  Rizka Maulana Lc, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan oleh saudara Ali Ridho selaku ketua panitia.


Parade puisi para penyair Pati juga menjadi bagian dari acara ini. Diantaranya oleh penyair yang tergabung dalam komunitas teater Suryapati dari Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) Pati.


Sebagai salah satu acara unggulan adalah penampilan komunitas musik puisi Japaswara. Dalam kesempatan kali ini, komunitas Japaswara meluncurkan hasil prosesnya yang terbaru yang berjudul KIDUNG MAHA PRALAYA. Penampilan Japaswara yang menggabungkan puisi dan lagu mampu menyihir penonton untuk hanyut  dalam irama musik tradisional yang bernuansa magis, puisi dan lagu yang memukau.


Kidung Maha Pralaya mengangkat isu tentang kerusakan alam dan kemanusiaan, mengkritik perilaku manusia yang rakus dalam mengeksploitasi alam, perlombaan senjata, persaingan teknologi dan sumber energi yang memicu konflik bersenjata, yang meruntuhkan kemanusiaan.

 

Japaswara kembali mengingatkan masyarakat untuk merenungkan apa yang selama ini berlangsung, yang terjadi pada eksploitasi sumber daya alam. Mengajak audiens untuk berani mengambil sikap dan langkah pasti dalam usaha menghindarkan diri dari Maha Pralaya.


Sebagai puncak acara Srawung adalah bincang-bincang dengan kepala desa Tayu Wetan, Muhammad Firdaus Maula dan sesepuh desa yang diwakili oleh bapak H. Supono. Jagongan dipandu oleh seniman dan budayawan Pati, Ammar Abdillah. Jagongan berkisar pada sejarah desa Tayu Wetan, tokoh-tokoh desa yang sudah banyak berkiprah untuk kemajuan desa Tayu Wetan. Bincang santai tersebut juga menyinggung beberapa persoalan di desa yang perlu diketahui oleh para pemuda desa Tayu Wetan.


Jagong santai diselingi dengan penampilan grup band Bald Music yang membawakan beberapa lagu-lagu bertema kebangsaan. Di antaranya Kebyar-kebyar karya almarhum Gombloh diantaranya, Berita Cuaca karya Boomerang, juga lagu berjudul Rumah Kita.


Acara di tutup dengan hiburan musik kontemporer yang disajikan Bald Music yang membawakan beberapa lagu yang lagi viral saat ini seperti lagu Rungkat dan Nemu. 

Acara Srawung yang di inisiasi oleh Karang Taruna Melati desa Tayu Wetan berakhir pada pukul 23.30 wib. Menurut ketua panitia saudara Ali Ridho, acara ini bertujuan untuk menggugah kembali generasi muda untuk terus berkarya memajukan desa Tayu Wetan. Ali juga berharap kedepannya agar acara seperti ini bisa diselenggarakan sebagai acara rutinan, entah bulanan atau selapanan.


ROAD SHOW TIGA KOTA JAPASWARA

Road show musik puisi yang dilakukan oleh komunitas musik puisi Japaswara dari kota Tayu -Pati -Jawa Tengah yang rencananya di gelar di tiga...