Senin, 01 November 2021

PS. POWER (Liga Sepak Bola Kampung)

PS. Power adalah klab sepak bola desa kebanggan desa kami, saat itu di era 80 an, kami bocah-bocah pantai, sangat menggemari klub sepak bola kampung ini, setiap ada pertandingan persahabatan atau liga sepak bola desa kami akan jadi suporter fanatik untuk PS. Power, saking fanatiknya, kalo kita bermain bola di lapangan waktu jam pelajaran olah raga, kami pasti berebutan untuk menamai kelompok kami dengan PS.Power, bila perlu harus diadakan suit dengan jari untuk menentukan kelompok mana yang berhak memakai nama PS. Power. 


Kefanatikan kami cukup beralasan, karena di masa itu PS. Power begitu luar biasa berjaya, terkenal sebagai tim sepak bola desa yang kuat, seringkali melibas lawan mainnya, baik pertandingan persahabatan atau liga kampung. Hingga menjadikan lawan-lawannya segan. 


Di bulan Agustus, dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan, sering digelar liga sepak bola desa, beberapa klub sepak bala desa akan bertanding menguji strategi dan kemampuan bermain mereka, tidak ketinggalan dengan klub sepak bola desa kebanggan kami, juga akan ikut bertanding habis-habisan. 


Saat itu Pelatih PS. Power adalah bapak Abdul Fatah, pelatih legendaris klub sepak bola desa Weru, dibantu dengan beberapa pembantu pelatih lainnya, mereka akan menggodok pemain-pemain dengan keras dan disiplin, saat itu pemain-pemain idola kami adalah penjaga gawang yang hebat, bisa menangkap bola sambil meloncat dan berguling di udara, namanya kak Yasak, ada juga bak belakang yang handal, kokoh tendangannya sangat kuat , kak Alim namanya, dan tentu saja beberapa penyerang yang gesit, lincah dengan tembakan yang kuat. 


Sore hari di lapangan desa Weru, ketika pertandingan di gelar, masyarakat akan berbondong-bondong menuju lapangan,  menonton dan memberi semangat klub sepak bola desa kebanggan mereka PS. Power. Di tengah jalan menuju lapangan akan di sediakan kotak sumbangan untuk kelangsungan klub, masyarakat  dengan antusias mengisi kotak sumbangan, kadang kalo ada pertandingan kompetisi desa atau liga sepak bola desa penonton di kenakan biaya tiket masuk, dan lapangan akan dipagari dengan gedhek bambu. Kami anak-anak karena tidak mampu membeli tiket, biasanya kami masuk dengan sembunyi-sembunyi lewat celah  sambungan antar gedhek bambu, tentu saja dengan di bantu oleh teman yang sudah masuk ke dalam area lapangan. 


Yang manarik juga adalah komentar Reporter pertandingan yang di siarkan lewat pengeras suara toa, reporter akan menyiarkan jalannya pertandingan dengan semangat menggelora, kadang berteriak ketika bola akan ditendang ke gawang lawan, kadang juga mengomentari pemain yang melakukan kesalahan dengan kata-kata lucu. Pertandingan jadi hidup dengan adanya reporter pertandingan, lebih bersemangat dan bergairah. Kami anak-anak saat itu suka menirukan gaya reporter menyiarkan pertandingan bola. 


Untuk iklan atau pengumuman adanya pertandingan sepak bola, biasanya ada pamflet foto kopian yabg sederhana di tempel di tiang-tiang listrik, tembok rumah, blandongan dan tempat lain yang sekiranya akan mudah dilihat orang, kadang mengumumkan adanya pertandingan dengan mobil siaran keliling desa. 


Sayangnya di saat ini, keberadaan PS. Power kurang begitu diperhatikan, mungkin kurangnya regenerasi atau kurangnya pembinaan sehingga PS. Power minim prestasi, atau juga karena berkurangnya liga-liga sepak bola antar desa yang di adakan. Semoga saja kedepannya PS. Power kan kembali bangkit merajai lapangan rumput dan liga sepak bola antar desa. 

1 komentar:

  1. ada sholich, dan mahmud saya pernah menghadapi mereka saat itu saya bek kiri HW dan masih gondrong.

    BalasHapus

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...