Senin, 01 November 2021

BERBURU KINJENG (Capung)

Usai musim angin muson timur, beralih ke musim angin muson barat, dipinggir pantai diantara rimbun pohon Waru, kawanan kupu-kupu bermigrasi dari arah  barat ke arah wilayah timur, "Kinjeng" atau Capung juga banyak beterbangan, dengan suara khas yang ditimbulkan oleh kepakan sayapnya. Hari-hari begitu berwarna bagi kami anak-anak pantai, itulah saatnya kami berburu capung. 


Sepulang dari sekolah atau sore hari kami anak-anak pantai akan berbondong-bondong ke pantai berburu kupu-kupu dan capung, segala peralatan berburu akan kami siapkan, peralatan untuk menangkap kupu dan capung adalah bilah bambu yang bagian ujungnya terdapat besi melingkar dengan jaring  yang ukuran mata jaringnya, sekitar 1-2 cm, peralatan seperti ini biasanya anak-anak pinjam dari perahu para nelayan atau perahu orang tuanya sendiri, orang desa Weru menyebutnya dengan "Serok'an", biasanya dipakai untuk memunguti ikan yang jatuh di laut ketika jaring diangkat ke perahu, kadangkala ada ikan yang terjatuh kelaut, untuk mengambilnya, biasanya menggunakan serok'an. 


Untuk menangkap capung kadangkala anak-anak menggunakan alat tangkap yang unik, mereka menggunakan galah bambu yang cukup panjang, yang bagian ujungnya ada serutan bambu tipis melingkar, kemudian anak-anak akan mencari sarang laba-laba atau " Plandingan" untuk digunakan sebagai jaring atau perangkap untuk menangkap capung. Mereka meletakkan lingkaran bambu tersebut di rumah laba-laba, kemudian di putar sampai jaring laba-laba sempurna menutupi lingkaran bambu dan cukup tebal, agar ketika digunakan menangkap capung jaring laba-laba tidak sobek dan capung menempel dengan sempurna. 


Setelah peralatan berburu sudah siap, mulailah anak-anak menangkap kupu dan capung, mereka langsung menerjang kumpulan capung yang lincah beterbangan,kami berlari,melompat mengejar capung-capung, sambil tertawa riang, kami berlomba untuk mendapatkan capung sebanyak-banyaknya, beberapa saat saja jaring laba-laba sudah penuh dengan capung yang menempel. Kemudian capung-capung yang terperangkap di jaring di punguti dan di masukkan kedalam  plastik yang sudah diberi lubang-lubang kecil dan ditiup menggelembung. 


Hasil perburuan capung tidaklah untuk di makan, terapi hanya untuk kesenangan saja, capung yang besar dan masih hidup kami  ikat ujung badannya dengan benang jahit dan di lepas, kami biasanya berlomba, siapa yang capungnya mampu terbang paling tinggi dengan ikatan benang yang menjulur, maka capung itulah yang menang. 


Hingga menjelang magrib anak-anak baru bubar pulang ke rumah, sebelum emak-emak mereka datang dengan sapu lidi, kami akan bubar sambil tertawa riang menuju rumah kami masing-masing dengan setengah berlari agar tidak tertangkap oleh emak. Setelah magrib kami akan mengaji.. 


Tayu, 01 November 2021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...