Senin, 01 November 2021

LAYAR TANCAP

Sore hari setelah Ashar, sebuah mobil pickup dengan suara pengeras dari toa, berjalan mengitari desa dengan woro-woro atau pemberitahuan, "Saudara-saudara, saksikanlah nanti malam, setelah Isya di lapangan desa Weru, pertunjukan layar tancap dengan judul Ratapan Anak Tiri, Ari Anggara saksikanlah... Jangan lupa membeli produk rokok terbaru kami. Ayo.. Bapak ibu, saudara saksikanlah". Orang-orang keluar dari dalam rumah, mendengarkan dengan seksama suara pengumuman dari pengeras suara toa di mabil pickup tersebut, orang-orang tersenyum, anak-anak tertawa bahagia, " Hore... nanti malam ada layar tancap di lapangan".


Selesai mengaji kami anak-anak pantai sudah berkumpul dengan celana kolor dan sarung yang dipasang menyilang di badan, sudah pada berkumpul untuk melihat layar tancap di lapangan desa Weru. Dengan suka ria kami berangkat, sambil mencari jalan yang sepi menuju lapangan, sebab kalo ketahuan emak pasti di suruh pulang, karena esok pagi kami masih harus sekolah, jadi biasanya kami dilarang oleh emak, atau nanti ketika sudah jam 9 malam, emak-emak akan mencari kami dan menyuruh pulang, kalau tidak mau, emak-emak akan menjewer telinga kami. 


Pada waktu itu, di era 80 an, layar tancap menjadi tontonan yang cukup menghibur di desa kami, dengan genre film bermacam-macam, mulai dari film nada dan dakwa yang dibintangi Rhoma Irama dengan bermacam judul, seperti Menggapai Matahari,Kesatria Bergitar, film silat seperti Jaka Gledek,si buta dari gua hantu, Saur Sepuh,bahkan kadang film Hindia. 


Yang paling menarik adalah ketika pita film yang diputar lewat proyektor besar tiba-tiba ruwet atau putus sambungannya, penonton akan berteriak "Huuuuuuuuu......! " sambil tertawa, kemudian untuk mengatasi hal itu, pihak penyelenggara akan memutar sponsor dulu, menawarkan produknya, memberikan diskon dan hadiah, ramai orang-orang membeli prodak, setelah dirasa sudah banyak yang membeli film kemudian dilanjutkan lagi. 


Kadang kalah ketika pertunjukan layar tancap sedang berlangsung, tiba-tiba ada angin yang bertiup cukup kerad yang membuat layar bergerak bergelombang, otomatis gambar di layar akan bergelombang seperti sedang berjoged, kalo angin bertiup kencang dan hampir merobohkan layar, banyak relawan yang akan memegangi tiang layar agar tidak roboh dan pertunjukan bisa berlangsung sampai selesai. 


Ada hal menarik yang dilakukan oleh anak-anak yang bandel, setelah selesai pertunjukan layar tancap, mereka akan mencari potongan-potongan pita film yang di gunting, biasanya yang dipotong adalah pita yg rusak yang menyebabkan mesin proyektor macet, atau karena film yang di sensor. Anak-anak yang bandel akan melihat film potongan dengan sinar matahari, dengan begitu akan kelihatan gambarnya kemudian mereka akan tertawa. 


Pita pita film yang rusak, kadang gunakan untuk membuat mainan berbentuk  pesawat terbang dengan baling-baling di depannya yang bisa berputar bila tertiup angin, ada juga yang di jadikan bentuk kacamata mainan. 


Seiring perkembangan zaman, layar tancap sudah mulai jarang diadakan, di ganti dengan video kaset, VCD, televisi, komputer, laptop dan gadget. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...