Sabtu, 06 November 2021

TANDANG GAWE, NGURI-URI KESENIAN TRADISI. (Ikhtiar mewariskan seni tradisi dan budaya leluhur)


Usaha menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa, yang didalamnya memuat juga seni tradisi harusnya menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya oleh sebagian pihak, bukan pula  hanya menuntut generasi muda untuk menyukai seni tradisi, kemudian memaksakan mereka untuk mempelajari kesenian tradisi, namun partisipasi dan peranan generasi sepuh sangatlah penting, serta tak kalah pentingnya adalah peranan negara, negara harus hadir. Memberikan dukungan dan pengayoman. 


Proses regenerasi menjadi keharusan, transformasi pengetahuan menjadi jalan penting dalam pewarisan estafet kebudayaan, tentunya dibutuhkan waktu yang panjang untuk bisa menyerap energi, pengetahuan, tehnik dan strategi kebudayaan dari sesepuh-sesepuh pemangku dan pelaku  budaya dan seni tradisi untuk bisa hidup dan menghidupi seni tradisi. 


Generasi muda pastilah akan merasa gagap, bingung serta minim refrensi untuk bisa mengerti dan memainkan kesenian tradisi bila tanpa arahan, petunjuk dan contoh dari generasi sebelumnya yang memang telah mewarisi dari generasi sebelumnya, dan melestarikannya, karena memang dalam seni tradisi memiliki pakem tersendiri. 


Kita mungkin masih bisa bersyukur, karena masih ada beberapa pegiat seni budaya tradisi yang terus berkomitmen dan tandang gawe merawat dan melestarikan seni tradisi , salah satunya adalah mas Yoyok, pemuda asal Tayu-Pati yang pernah menimba ilmu dan nyantrik di Sanggar Nuun Yogyakarta, dengan penuh kesabaran dan semangat yang luar bisa, konsistensinya begitu kuat dalam  merawat dan melestarikan kesenian tradisi. 


Dalam kurun waktu empat bulan terakhir mas Yoyok dengan sabar menggarap pertunjukan ketoprak yang melibatkan siswa-siswi SMPN 2 Dukuhseti-Pati, garapan ketoprak nya berjudul "Menak Jinggo Nageh Janji", sebuah naskah cerita sejarah yang terjadi di era Majapahit, berkisah tentang Joko Umbaran yang berhasil mengalahkan pemberontak Majapahit, Kebo Marcoet. Kemudian berganti nama dengan Prabu Menak jinggo, dan menuntut janji dari prabu Brawijaya untuk di nikahkan dengan Putri Kencana Wungu dan menduduki dampar keprabon Majapahit,  namun pada akhirnya prabu Menak Jinggo di habisi oleh Damarwulan atas perintah Ratu Kencana Wungu. 


Garapan ketoprak ini akan di gelar pada hari Senin, 08 November 2021,pukul 11 siang,di gedung pertunjukan Dinas Pendidikan Kabupaten Pati. 


Proses ketoprak yang garap mas Yoyok ini sangat luar biasa, karena mampu melibatkan banyak sesepuh seni tradisi dalam mengarahkan, mentransformasikan pengetahuannya, masukan, contoh, dan dukungan moril. Hal ini membuktikan betapa generasi sepuh masih sangat perduli dalam proses mewariskan seni tradisi dan generasi muda yang masih memiliki kemauan untuk belajar,merawat dan melestarikan seni tradisi . 


Sungguh sebuah harmonisasi yang indah antara generasi sepuh dengan generasi muda sebagai penerus, pewaris seni dan budaya sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, selamat merayakan kegembiraan, mari bergembira. 


Puncel-Dukuhseti-Pati, 06 Novmber 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...