Rabu, 03 November 2021

Saresehan Budaya dan Diskusi Teater Kemah Budaya Pantura

Kemantren, Paciran Lamongan  26 Desember 2019 – Kita diperkenannya berjumpa dan belajar dari sosok pengiat Seni Budaya dan Kebudayaan Pantura, Cak Deny Jazuli, kharisma, seorang nelayan Pantura Lamongan, sosok nelayan laut Jawa Utara, yang kalem, tapi punya spirit kerja dan daya analisanya sungguh mendalam, kesabaran serta kerendahan hatinya, laksana segoro seperti samudera wadah dan isi kediriannya, Beliau mampu menampung “banyak” pihak untuk bersedia mendukung dan hadir di perhelatan KEMAH BUDAYA PANTURA, kegiatan tingkat Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur ini, sehingga Ki Ompong Dalang Wayang Kontemporer “Wayang Blang Bleng” dari Temanggung Magelang beroptimis, berbahagia, hadir dan Kang Jo Johan Batara Surya dari Bandung berkenan Membagikan Ilmu Teater Kebertubuhannya di KEMAH BUDAYA PANTURA pada Tgl [24/12/2019. 22.30 sd 00.30 WIB].

Malam itu adalah Malamnya, Cak Deny Jazuli, Lurah Sanggar Pasir, Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik, yang pernah menggelar Pementasan Akbar “Risalah 7 Bukit” [september 2019]; Deny Jazuli sudah bisa berbangga dan berlapang dada, sebab besutannya bersama sama seluruh panitia KEMAH BUDAYA PANTURA, berhasil di Gelar dalam Pagelaran Pentas Seni Budaya dari 80 Orang Peserta Workshop Kemah Budaya Pantura, yang berasal dari beragam Sanggar Teater Se Kabupaten Lamongan dan Sanggar Teater Tingkat Jawa Timur, selama 3 Hari Full, berhasil dengan sukses, para mentor, pelatih, panitia dan guru semua berbahagia serta merasa mendapat asupan darah segar baru, atas antusiasme dan daya juang serta daya serap semua peserta dalam 6 group mentoring, latihan gabungan, belajar teknik dasar, gerak diam, olah vokal, tata cahaya, pembuatan pemilihan pemain dan kostum, blocking dan posisi kehadiran mereka di panggung, kesadaran kehadiran mereka di antara sesama pemain, dalam panggung pentas dan penonton, sound sistem, swara dan bunyi, dari pagi siang sore malam nonstop 3 hari, dan saat itu masih berkenan bersemangat mengikuti Saresehan Budaya dan Diskusi Teater dalam Ilmu Teater Kuno Kini serta Milenial di Era Industri 4.0. [24/12/2019]

Sesi Sarasehan Budaya dan Proses Kreatif Penciptaan Karya Theater serta Diskusi bersama para pemantik materi Dody Yan Masfa, Galuh Tulus Utama, Mahendra Cipta, Ki Ompong Sudarsono, Jo Johan Batara Surya, Sholihul Huda, Zuhdi Swt dan seluruh peserta, serta segenap pelaku, pegiat kesenian dan kebudayaan Jawa Timur pada gelaran Kemah Budaya Pantura [24/12/2019].

Sosok dan Bayangan dari Kang Jo Johan Batara Surya Mentor ke 2 di Workshop Total 3 Hari, Pagi Siang Sore Malam di Kemah Budaya Pantura, yang sedang menggarap film dokumenter Negeri Cahaya Matahari, Negeri Chi Nusantara, Negeri Ra Cahaya Mentari yang tersebar ke seluruh belahan dunia [24/12/2019].

“3 Hari Ini, temen temen belajar perkara kepekaan, temen temen harus bisa berkarya sendiri ke depan, bagaima proses kreasinya, berangkat dari kepekaan mereka.”

“Materi terus digodok dalam pembahasan pencarian kesadaran dan kepekaan masing masing dan kepekaan bersama,”

“Apapun yang kita tahu, saya dan kita tahu, kita diskusikan, santai, enjoy, serta bagamana mereka dengan lampu segini, panggung begini, dasar dasar yang ada yang bisa berikan, minimalis itu apa adanya.”

“Bagaimana menyajikan apa yang bisa di nikmati dan diberikan dari apa yang ada secara nikmat dan nyaman”

Pendekatan Mas Jo Johan dari luar ke dalam, dari kepekaan lingkungan sekitar yang hadir dan ada, untuk memunculkan respon respon inner kebertubuhan, Teater Gerak Kebertubuhan, TEATER TUBUH YANG PEKA SADAR sesungguhnya, Sang Kecerdasan Inner di harapkan bisa bangkit dengan sendirinya dan proses kreatif kepekaan serta kehadiran tubuh dalam momentum ruang waktu tempat yang aktual menjadi latihan istimewa kebangkitan inner sang jiwa aktor dan pemain, untuk merespon keotentikan situasi kondisi yang meliputinya secara utuh dan respon respon inner tubuh yang kreatif dan aktual bakal bangkit dengan sendirinya secara nyata dan penuh bahagia, partisipatif, saya, kami dan kita hadir bersama sama dalam kepekaan otentik kita semuanya, atas apa situasi kondisi yang hadir secara dominan dan mampu kita toleransi secara porposional dalam gerak diam kebertubuhan kita sesungguhnya.”

 

Penulis Guntur Bisowarno

Aktivis Pembelajaran Teater SMA Teater Dempo SMK St..Albertus 1985 – 1990

* diambil dari media online papuajaya.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...