Sosok kyai Muhlis Badri, pengasuh pondok pesantren al Badriyah 1 adalah sosok kyai yang sangat bersahaja, bagi masyarakat Tayu Pati sangat mengenal sosok yang biasanya bersepeda ontel ini. Tubuhnya yang ramping gesit, familiar dengan siapa saja, terutama santri-santrinya.
Ada satu cerita ketika beliau masih sering bersepeda ontel, suatu saat ketika beliau sedang bersepeda ontel, beliau di tabrak sebuah kendaraan roda empat, menurut perkiraan orang-orang tentunya kecelakaan tersebut menyebabkan hilangnya nyawa atau luka parah, tetapi kyai Muhlis Badri baik-baik saja, hanya mengalami lecet-lecet ringan, setelah sembuh pun beliau masih sering menaiki sepeda ontelnya untuk menyapa masyarakat.
Masa muda beliau digodok di pesantren yang di asuh oleh ayahandanya kemudian melanjutkan ke pesantren asuhan Kyai Hamid Pasuruan. Sehingga menjadikan beliau sosok yang alim, dan ahli ibadah.
Sepulang dari mondok, beliau membantu ayahandanya mengajar santri di pesantren putri Nahdlatut Tholibat, kemudian ketika ayahandanya( Kyai Badri) wafat , beliau dan adiknya KH. Mudhofar Badri mengubah nama pesantren Nahdlatut Tholibat dengan Pondok Pesantren Al Badriyah 1 (Kyai Muhlis Badri) dan Pondok Pesantren Al Badriyah 2 ( KH. Mudhofar Badri).
Kyai Muhlis Badri terkenal sangat ramah dan pandai bersosial, dan ahli silaturrahmi, sampai usia yang sudah senja, beliau masih rajin bersilaturrahmi, bahkan hampir tidak pernah absen menghadiri haul Kyai Hamid di Pasuruan, beliau hampir setiap tahun bersama KH. Mudhodar Badri menziarahi makam gurunya di Pasuruan. Tahun 2021 kemarin, mungkin menjadi ziarah terakhir beliua ke makam KH. Hamid, karena tahun 2022 ini beliau sudah menyusul gurunya.
Beberapa hari sebelum meninggalnya Kyai Muhlis Badri, tepatnya di acara Haul Mbah Duni (waliyullah yang dimakamkan di samping Kantor desa Tayu Wetan) , Kyai Muhlis Badri begitu khusuk membaca al Quran tepat di pintu cungkup Makam Mbah Duni.
Beliau memang terkenal dengan pribadi yang mencintai al quran, hampir tidak pernah absen ketika ada acara khotmil quran yang dilaksanakan oleh jamaah khotmil quran Tayu Wetan yang di pimpin oleh adik beliau KH. Mudhofar Badri. Usia senja bukan alasan bagi beliau untuk mencintai ilmu dan al quran. Hingga menjelang wafat beliau , saat mulai kambuh sakit beliau, sebenarnya beliau berniat untuk menghadiri khataman al quran di Haul Kyai Muhammadun bin Ali Murtadlo di desa Pandowan
Pada saat sakit beliau yang begitu tiba-tiba, saya sempat menunggui beliau, ada satu hal yang saya rasakan luar biasa, adalah ketika beliau di puncak sakitnya beliau memegang tasbih dan berzikir meskipun tasbih sudah tidak bisa berputar namun bibir beliau masih terdengar dzikir.
Begitu juga keinginan beliau untuk berwudlu, sholat begitu kuat menunjukkan amalan tersebut sudah terpatri di benak dan hati beliau. Walaupun beliau hanya bisa melaksanakan sholat dalam hati.
Telah berpulang ke sisi Robbil alamin, , kyai yang sangat bersahaja... Menjelang bulan puasa.
Innalillahi wainna ilaihi rojiun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar