Kamis, 23 Desember 2021

SRAWUNG SUWUNG #1

 


JAPASWARA

Ngaji Seni dan Budaya

SRAWUNG SUWUNG #1

("SENI SEBAGAI MEDA PENYADARAN") 


Japaswara adalah kelompok musik eksperimental yang konsen menggarap musik puisi di daerah Tayu Pati, yang biasa berlatih musik di area pelataran kompleks makam waliyullah mbah Duni di Tayu Pati. Selain bereksperimen dan berlatih musik puisi, Japaswara juga melakukan ngaji/kajian seni dan budaya  untuk merespon perkembangan seni budaya di masyarakat sekaligus menjadi media silaturrahmi dengan komunitas seni budaya dan masyarakat.  Ngaji selapanan ( siklus 36 hari dalam kalender jawa) ini di agendakan setiap hari Kamis Pon, dan bertajuk SRAWUNG SUWUNG. 


Dalam edisi perdana ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2021 yang lalu,di aula Pondok Pesantren AL Badriyah Tayu , ngaji seni dan budaya SRAWUNG SUWUNG mengambil tema " SENI SEBAGAI MEDIA PENYADARAN", dengan pemantik Deni Jazuli ( santri PP. Al Badriyah ) dan moderator Andre PATRA, tampil di acara  juga di acara ini Ifeginia Tribuana (membaca puisi), Ammar Abdillah ( membaca cerita humor sufi ) dan JAPASWARA ( Musik puisi " Ritus Semesta" ). 


Estetika yang dipahami selama ini hanya sebuah keindahan yang muncul dari hasil pencerapan indrawi yang tidak memiliki kepentingan hingga menimbulkan kesenangan tanpa kepentingan. Estetika tidak menghadirkan sesuatu yang lain selain hanya keindahan tanpa tendensi. 


Pada perkembangannya seni tidak melulu estetika positivistik, namun lebih dari itu, keindahan dalam arti universal yang menilai sesuatu dapat di tinjau dari segi manapun. Estetika sebagai sebuah usaha pendidikan dan dekonstruksi atas ideologi dominan dan membangkitkan rasa keadilan. 


Postmodernisme merubah cara pandang estetika dari keindahan yang memiliki batasan estetis berdasar hukum estetika menjadi estetika sebagai keindahan dalam pandangan yang multidimensional dan multikultural. Sehingga estetika bisa menjadi media yang efektif sebagai proses penyadaran bagi masyarakat akan fenomena yang sedang terjadi. 


Ekspresi seni menjadi media yang penting bagi tersampaikannya pesan-pesan sosial maupun individual, seni dapat menjadi media penyadaran bagi masyarakat sosial terhadap kebijakan-kebijakan nilai dalam kehidupan masyarakat. Penyadaran melalui media seni dalam lingkungan masyarakat melibatkan seniman sebagai mediator antara gejala dalam masyarakat dan penentu kebijakan sistem dan budaya. 


Seni memiliki arti penting dalam kehidupan sebagai media kritik terhadap realitas sosial baik dilakukan oleh individu maupun secara kolektif oleh sekelompok seniman. Seniman dalam menciptakan karya seni tidak hanya menggambarkan sebuah realitas kehidupan, tetapi lebih dari itu melukiskan harapan yang menjadi impian dari realitas kehidupan agar dapat mengalami perubahan. Seniman melukiskan mimpinya akan realitas kehidupan yang menjadi harapannya dan masyarakat luas. 


Seni pembebasan pada dasarnya memiliki makna ganda, yaitu seni sebagai sublimasi dari bentuk tekanan energi psikis yang bersifat individual, dan seni sebagai bentuk penyadaran bagi masyarakat terhadap fenomena sosial dari kepekaan sosial terhadap situasi kehidupan sosial dan budaya yang berkembang. 


Kesadaran seni sebagai media pembebasan diharapkan mampu mencapai tingkatan kesadaran ketiga dalam pendapat Freire, yaitu kesadaran budaya kritis. 


*disarikan dari artikel karya Ahmad Zainuri , Wahyu Lestari dan diskusi SRAWUNG SUWUNG,22 Desember 2021 di aula PP. Al Badriyah Tayu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...