BABAK 1.
Tiga hari sebelumnya, De Kock memberikan perintah rahasia kepada dua orang perwira infanteri seniornya, Louis du Perron dan A.V. Michiels, agar mempersiapkan pasukannya ketika Diponegoro datang.
(Di ruang kerja Jendral Van De Kock)
De Kock : Jayalah negeri Belanda.
Louis dan Michils : Jayalah Negeri Belanda.
De Kock : Tuan- tuan yang saya hormati, seperti yang tuan-tuan ketahui bahwa pemerintah Belanda akan mengundang Diponegoro untuk perjamuan setelah lebaran.
Louis : Betul Jendral !
De Kock : Tuan-tuan, kemungkinan akan terjadi sesuatu nantinya, dan kita harus selalu siap siaga.
Michiels : benar tuanku, saya sendiri ingin rasanya menangkap Diponegoro dan menggantungnya.
Louis : benar, kerajaan Belanda sudah kehabisan dana melawan tentara Diponegoro, hampir 25 juta gulden uang kita habis, untuk melawan Diponegoro.
De Kock : karena itulah, kalian harus bersiap siap,tentara harus bersiap di tangsi masing masing, kuda-kuda siapkan Pelana nya. Bila besok tidak terjadi kesepakatan dengan Diponegoro, maka tunggu perintah saya.
Louis dan michel : siap Jenderal !
BABAK 2.
De Kock didampingi Residen Kedu Valck, Letkol Roest (seorang perwira de Kock), Mayor F.V.H.A. de Stuers dan penerjemah bahasa Jawa, Kapten J.J Roefs.
Sementara Diponegoro didampingi tiga putranya, penasihat agama, dua punakawan, dan panglimanya, Sentot Ali Basah Mertanegara.
(Ruang perjamuan residen Kedu )
De Kock : Sebaiknya Tuan tidak usah kembali ke Metesih, tinggal disini saja bersama saya.
Diponegoro : Mengapa saya tidak diizinkan untuk kembali? Apa yang harus saya lakukan di sini? Saya hanya datang untuk beramah-tamah, seperti kebanyakan orang Jawa setelah akhir bulan puasa.
De Kock : Saya akan menahanmu supaya masalah selama ini lekas selesai.
(Suasana mulai berubah. Semua yang hadir tegang.)
Diponegoro : Ada masalah apa Jenderal? Sesungguhnya, saya tidak merasa ada masalah, saya juga tidak menaruh benci kepada siapapun.
Basah Mertanegara : (menyela) masalah politik bisa diselesaikan lain waktu, Jenderal!.
De Kock : (potong De Kock dengan nada tinggi.)
Tidak! Terserah pangeran Diponegoro setuju atau tidak, saya akan menuntaskan masalah politik hari ini juga!.
Diponegoro : Heh Jenderal, kamu sangat jahat. Buru-buru memutuskan dan tidak dibicarakan selama bulan puasa. Hatimu busuk, jika tahu begini aku tidak akan membiarkan dua utusanmu (Clerens dan Ali Basah) ke Bagelen.
Diponegoro : Saya tidak memiliki keinginan lain, kecuali sebagai kepala agama Islam di Jawa dan bergelar sultan.
De kock :Tuan Roest.!!, perintahkan tuan Perron menyiapkan pasukan.
Roest : siap Jenderal!
Diponegoro : Jika begini situasinya, ini karena sifat jahatmu. Saya tidak takut mati! Sekarang tidak ada lagi tersisa kecuali dibunuh. Saya tidak bermaksud menghindarinya.
De Kock : (terhenyak mendengar ucapan Diponegoro. Wajahnya tertunduk)
Memang Tuan, saya tidak ada niatan membunuhmu. Tetapi tidak tepat memenuhi semua keinginanmu disini.
Diponegoro:( mengendalikan diri.)
(Diponegoro berdebat dalam diri sendiri)
apakah patut saya menghunus keris dan membunuh Jenderal De Kock !,
itu tidak patut dan layak, seorang pangeran keraton Yogya merendahkan diri dan bertindak seperti seorang pengamuk.
Aku pasrahkan saja kepada takdir!.
( Diponegoro pun menghampiri beberapa pengikutnya. Semua tertunduk. Dia lalu mengambil secangkir teh, meminumnya, kemudian beranjak keluar. Kereta kuda residen yang telah dipersiapkan di depan rumah segera membawa Diponegoro menuju tanah pengasingan).
BABAK 3
(Di sebuah tempat di hutan.
Sentot Ali Basah Mertanegara, ketiga putra Diponegoro, penasehat agama dan 2 pengawal Diponegoro dan para prajurit).
Sentot Ali Basah M : Karena tipu muslihat Belanda, Pangeran Diponegoro di tangkap.
Anak Diponegoro : Benar, Belanda memang licik. Awalnya mengundang untuk perjamuan, ternyata adalah penangkapan.
Sentot Ali Basah M: Kita akan terus melanjutkan perang ini.
Anak Diponegoro : Benar, kita akan melanjutkan perang suci ini sampai titik darah penghabisan.
Sentot Ali Basah M dan semua : Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar.
SELESAI
Tayu, 02 November 2021
* Refrensi diambil dari berbagai media online.
* Beberapa kalimat di tulis ulang secara sama persis, agar tidak mengurangi maknanya.
* Penulis hanya menyusunnya menjadi naskah drama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar