Senin, 01 November 2021

KYAI MUHAMMAD BADRI TAYU PATI

Berdirinya Pon-Pes Al-Badriyah Tayu-Pati, tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Pon-Pes Nahdlatut Tholibin Kauman Tayu yang didirikan oleh Beliau KH. Sholeh Amin.


Semenjak wafatnya KH. Sholeh Amin (tahun. 1940), Pon-Pes Nahdlatut Thalibin Tayu, mengalami kefaquman, karena putra-putra beliau masih  kecil. 

Selama kurang lebihnya 10 tahun lamanya, banyak para kyai di datangkan untuk mengasuh dan melanjutkan perjuangan KH. Sholeh Amin, namun semuanya mengalami ketidak berhasilan, termasuk Kyai. Abd. Rahman Salim yang akhirnya hijrah ke desa Bulungan-Tayu dan wafat disana.


Kurang berhasilnya para kyai tersebut memang cukup beralasan, karena  pada masa itu bersamaan dengan invasi tentara nipon (Jepang) ke Indonesia (1941) dan menghadapi Perang Kemerdekaan dimana pondok pesantren Nahdlatut Thalibin Kauman Tayu juga sempat dijadikan Markas Tentara pejuang Hizbulloh/sabilillah. 


Atas inisiatif para sesepuh Tayu yang diprakarsai oleh: Habib Abdullah Aidit, KH. Nashiruddin (Kep. Desa Tayu Wetan, Kala itu), H. Muhdi (adik kandung KH. Bisri Syansuri-Jombang), Beliau bertiga datang ke kota Lasem-Rembang, untuk menjemput K. Moh Badri & Keluarganya, diboyong  ke Tayu pada tahun 1951 untuk melanjutkan perjuangan KH. Sholeh Amin, sebagai Pengasuh Pondok, Masjid dan Madrasah Miftahul Huda Tayu.


Kyai. Moh Badri Tayu, beliau lahir di kota : Pamotan-Rembang pada tahun 1910 M, dan belajar menjadi santri dari beberapa ulama, diantaranya : KH. Masum Lasem, KH. Zubaer Sarang, Kyai Baedlowi Lasem, Kyai Cholil Kasingan Rembang, dan KH.Shaleh Amin Tayu.


Kyai Muhammad Badri beristrikan ibu Nyai Musyarokah binti K.Abd. Karim  Lasem, yang kemudian wafat lebih dulu, kemudian Kyai Muhammad Badri beristrikan lagi dengan ibu Nyai Mariatul binti K.Abd.Karim- Lasem yang merupakan adik dari istri pertama beliau. 


Alhamdulillah, semenjak di asuh oleh Kyai.Muhammad Badri banyak berdatangan para santri dari daerah sekitar Tayu dan juga dari luar kota/daerah Tayu, diantaranya dari daerah Purwodadi-Grobogan, Cepu-Blora, Rembang, Jepara dan dari daerah Pati sendiri. 


Dari sekian banyak para santri yang berdatangan, kebanyakan adalah santri putra, namun juga ada beberapa santri putri. Maka oleh beliau Kyai. Moh Badri, ditampunglah para santri putri tersebut dan didirikan pula Pesantren Putri dengan nama ”Nahdlatut Thalibat” (نهضة الطالبات) pada  tahun 1960 dengan alamat: Jl. R.Kalinyamat, 26 Tayu-Pati. 


Setelah Kyai. Muhammad Badri wafat (رحمة الله عليه) pada tanggal 18 Desember 1982 M (2 R.awal 1403 H), Kepemimpinan Pondok “Nahdlatut-Thalibin” digantikan oleh: KH. Abd.Mujib (Putra KH.Sholeh Amin).

Sedang pesantren putri ”Nahdlatut-Thalibat melebur diri dan berganti nama menjadi Pondok Pesantren Putra-Putri AL-Badriyah Tayu-Pati, yang diasuh oleh:

K.Mukhlis Badri (AL-Badriyah I).

      Alamat: Jl.R.kalinyamat, No.26 Tayu-Pati.

KH.Mudhofar Badri (AL-Badriyah II)


Demikiannya sejarah singkat perjuangan Kyai Muhammad Badri dan berdirinya pesantren putra putri Al Badriyah, semoga kita bisa menghargai dan meneruskan perjuangan beliau. 


*ditulis ulang oleh Deni Jazuli atas tulisan almarhum Izzul Mutho' dari penuturan Abu Fatimah Azzahro*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...