Selasa, 10 Agustus 2021

GELEMBUNG

 


GELEMBUNG. 

Melintasi jalan Deandles antara jawa timur dan jawa tengah, antara Paciran dan Tayu, di atas bus Indonesia yang melaju sedang sedang saja, dari pinggir jendela, bentangan laut jawa terlihat biru, benakku berloncatan dari satu moment peristiwa ke peristiwa lain, dari gagasan satu meloncat ke gagasan lainnya, memang benar kalo yg cepat bergerak itu pikiran manusia,. 

Salah satu pikiran yang berloncatan adalah apa sih yang bisa saya lakukan untuk dua belahan bumi yang aku pijaki kini ?, apa yang  bisa aku berikan?,untuk apa saja, ya apa saja, apakah itu kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan,kemanusiaan, agama, pokoknya apa saja.

Bus melaju, semakin cepat, apa yang ku saksikan dijalan sudah tidak lagi bisa ku amati detailnya, hanya gambaran singkat, tak lagi sempat melihat keindahan detailnya, seorang pengendara sepeda motor dengan tumpukan kerupuk dibelakangnya., dua orang remaja bermasker putih yang hendak menyebrang jalan, penjual es tebu dengan payung berwarna warni khas, mobil pick up warna kuning yang disalip oleh bus yang ku naiki, semua hanya gambar singkat tanpa bisa ku nikmati detailnya dengan kecepatan sedemikian. 

Hanya hamparan laut jawa yang biru, luas yang bisa ku nikmati detailnya, cahaya keperakan dipermukaan laut, perahu yang bergerak semakin jauh meninggalkan bibir pantai, debur ombak dan riak kecil, buih-buih putih, pelabuhan dengan perahu besar yang semakin mendekati pandangan mataku.

Pikiranku seperti menggelembung, seperti mainan gelembung sabun, didalamnya berloncatan pikiran, angan, entah apalagi.. Terus mengembang dan mengambang di udara., perlahan lahan semakin naik ke udara, bersama kantuk yang menyergap pelan. 

Apakah aku masih terjaga atau sudah di alam lain, alam mimpi misalnya, aku tak bisa membedakan, semua yang kulihat terasa lambat, seorang pengendara sepeda motor yang dibelakangnya ada wanita tua duduk diantara tumpukan kerupuk, cuek saja tak mau menepi, seperti dia yang memiliki jalan raya ini, dua orang gadis manis memakai masker putih, membawa tas jinjing, sepertinya hendak menyebrang jalan, terlihat seperti guru atau petugas medis, mobil pickup kuning, dengan bak terbuka, kosong melompong, tak ada muatan, sepertinya habis memuat bahan material bangunan, penjual es tebu yang menggiling tebu, segar sekali kelihatannya, payung berwarna kuning, merah, hijau dan biru.

Semua seperti gerakan slow motion, seperti pelan pelan mulai membeku, dibekukan oleh waktu. Aku seperti bisa memegang kerupuk di belakng pengendara motor, aku bisa memegang tangan dua gadis yg mau menyebrang jalan, melihat isi mobil pickup kuning, mengambil es tebu dalam plastik, meminumnya. 

Aku berjalan ke pantai, melangkah di atas air laut kemudian terus berjalan ke tengah laut... Terus berjalan... Terus...

#jalan pantura lamongan pati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...