GEDUNG YANG HILANG.
Panggung kosong
Tirai sobek berkibar menggigil.
Angin dingin di musim penghujan menerobos lewat genting yang pecah.
Lengkung panggung kusam dan mulai retak.
Panggung semati kubur.
Roh-roh dari tokoh- tokoh yang pernah dipanggungkan bergentayangan.
Faust masih dengan kebingungannya.
Juliet tak jadi menenggak racun dari botol kecil itu.
Tuan Barabah masih gigih menagih hutang-hutang.
Sangkuriang jatuh hati pada dewi Sumbi.
Roro Jonggrang menyusun siasat agar seribu candi yang hampir selesai batal di rampungkan.
Roh-roh dari lakon cerita mondar-mandir mencari aktor.
Roh Shakespeare,Anton Chekov berjalan linglung, pucat pasi mencari-cari sutradara.
Beberapa property panggung berderit ditembus angin, berdebam.. Ambruk di makan rayap.
Kursi penonton berdebu, sebagian pegas dalamnya muncul keluar,
Tikus asyik beranak pinak didalamnya.
Lobi seperti kapal pecah, berserak sengkarut meja kursi, kertas-kertas, poster, pamflet, booklet, dan sebuah lukisan tergantung terbalik.
Gedung di serbu lumut dan ilalang.
Tembok dingin, sedingin penjara bawah tanah.
Orang-orang kota berkata,"dulu kota ini memiliki sebuah gedung pertunjukan yang besar dan megah, tetapi kemudian hilang, sirna begitu saja, tak berbekas".
Orang-orang kini berlatih drama di tempat parkir.
Orang orang berlatih ketoprak, ludruk di emperan pendopo kecamatan.
Anak-anak pentas tari di gerai mall.
Orang-orang membaca puisi dikamar kemudian di live streaming.
Orang-orang bilang, "dulu, kota ini punya gedung pertunjukan yang besar dan megah, kemudian hilang musnah begitu saja".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar