Aku begitu membenci kesepian,
namun keramaian itu tak berarti
Seperti suara dengung seribu
kwangwung mengiba di atas
meja makan, meminta bara api
Makan malam paling lezat telah
disediakan untuk menjerat
kerongkongan
agar tak bersuara melawan,
hanya berisik tak jelas memadati
goronggorong kemayaan,
nempel pada dindingdinding
dengan ratapan berbalut tawa
pemujaan
Hujan badai di balik dinding
tak mampu didengarnya,
tanah kerontang tempat bermukim
para anjing geladak tak sanggup dilihatnya
Keramaian itu semakin riuh,
santapan diatas meja makan ludes tak tersisa,
remahremahnya tercecer dilantai dipunguti kecoak,
ada yang disembunyikan dibawah karpet
Kesepianku dilengkapi hening tajam,
dicekik senyap runcing, diborgol sunyi menyayat,
menyeretku pada ning yang agung dengan
segala ucap syukur,
bahwa aku masih punya
rasa benci, bahwa aku masih ada.
Dody Yan Masfa
September, 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar