Senin, 23 Mei 2022

KEBACUT NJAWAB.... ABOT TANGGUNG JAWABE.. ( cerita menunggu hujan reda)


Suatu ketika saya terlanjur menjawab sebuah pertanyaan dari saudara saya, dalam group WA keluarga, tentang arwah orang yang telah meninggal, dengan santainya saya menjawab (mungkin tanpa pemahaman dan ilmu yang cukup) saya menjawabnya dengan sebuah lagu, "Saben malam jumat ahli kubur muleh nang omah... (Itupun tidak dengan  lirik lagu yang sesuai dengan aslinya). 


Membaca jawaban saya yang terkesan asal-asalan, saudara saya dengan tegas mengatakan tidak sepakat dengan jawaban saya, saya akhirnya mengatakan bahwa berbeda pendapat tidak apa-apa, karena kondisi saya yang sedang berada di swalayan mengantar putri saya berbelanja untuk bekal tamasya ke jogja, saya hanya menuliskan pesan di WA group keluarga. " Berbeda pendapat tidak apa-apa, tetapi mungkin bisa di cari beberapa pendapat dari internet dulu untuk  memudahkan mendapatkan informasi, siapa tahu ada ilmunya.. ".


Kemudian saya searching di google dan menemukan informasi yang lalu saya share ke group WA keluarga, sambil berjanji nanti akan saya telusuri benar tidaknya dalam kitab yang di jadikan sumber rujukannya. Informasi yang saya dapatkan seperti ini : 


(Dan juga diterangkan dalam I’anah At Thalibin


 ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺗﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺗﻘﻒ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﺎ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﺘﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺘﻨﺼﺮﻑ ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ .


Ada hadits juga sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang setiap malam jum’at ke langit dunia dan berdiri dekat rumah mereka dan memanggil-manggil penghuni rumah dengan suara yg sedih sampai 1000x


“Wahai keluargaku, wahai kerabat ku, wahai anakku wahai orang yg menempati rumahku dan memakai pakaianku dan membagi harta-hartaku apakah salah satu diantara kalian ada yg ingat pada kami. Adakah yg memikirkan ketidak adanya kami, kami berada dalam penjara yg panjang/lama dan benteng yg kuat, kasihanilah kami maka Allah akan mengasihi kalian dan janganlah kalian kikir sebelum kalian menjadi seperti kami wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya anugrah yg kalian raih/terima itu juga ada pada kami dan kami tidak menginfakkannya dijalan Allah sedangkan hisab dan cobaan itu menimpa kami sedangkan kemanfa’atan itu untuk selain kami.” Maka jika arwah-arwah tersebut tidak memperoleh apa-apa maka arwah-arwah tersebut memperoleh kerugian.) 


Kemudian ketika sudah di rumah, muncul suatu perasaan dalam hati saya, bahwa saya harus mengkroscek benar tidaknya informasi yang saya dapatkan di internet, takutnya informasi yang saya dapatkan salah, tentunya ini akan jadi persoalan. 


Tanpa menunda-nunda waktu, saya segera mencari kitab yang di sebutkan tadi, kemudian membaca daftar isinya dan menemukan bab yang berhubungan dengan persoalan tadi, dalam bab mensalatkan mayat, pelan-pelan saya baca (karena memang saya tidak bisa membaca kitab kuning dengan baik, apalagi kondisi mata saya sudah kurang jelas  membaca tulisan arab gundul yang kecil-kecil). Lama sekali saya  mencarinya, mula-mula saya membaca dengan pencolat-pencolot, tapi tidak berhasil menemukannya. 


Kegalauan sudah melanda batin saya, sempat saya mulai putus asa, badan saya terasa hangat,keringat  mulai keluar drai pori-pori saya, waduuuuh....celakalah saya,kata saya dalam hati, sejenak saya mengambil nafas,berusaha untuk kembali tenang sambil beristigfar dan membaca sholawat nabi, lalu saya berdoa dalam hati, robbana la ilma lana illa ma allamtana innaka antaa alimul hakim.....,lalu saya mengulang lagi membaca dari awal bab, tetapi kali ini dengan runtut, meskipun harus dengan kesabaran dan kesulitan ekstra, di halaman ke 142 jilid 2 di bagian tengah, saya akhirnya menemukan nukilan yang di jadikan rujukan tersebut.. 

Alhamdulillah sontak saya berucap, rasanya ploong, beban tumpukan batu bata yang seakan ada di  pundak saya runtuh.. 

Meskipun dasar alasan saya pada persoalan ini belum tentu di sepakati oleh saudara saya, tetapi setidaknya saya sudah berusaha jujur dalam mencari landasan argumentasi, bertanggung jawab atas pendapat yang saya ikuti. 


Dari sini saya sadar bahwa memang pantas kalau ulama dulu bersikap diam dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan orang tentang beberapa hal dalam agama dan hukum agama. Mungkin karena  beratnya beban jawaban pada tingkat keyakinan yang mapan. 


Saya juga mengambil hikmah bahwa setidaknya kita harus berhati -hati  dalam menjiplak informasi dari sumber internet atau  medsos... Benarkah dasar ( data) yang menjadi rujukan itu ada dalam kitab  rujukannya. Tentu harus kita validasi dengan baik. 


Semoga hal ini menjadi peringatan bagi diri saya, mungkin juga orang lain. 


Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KABAR KEMATIAN

  KABAR KEMATIAN Kabar kematian  Di siarkan lewat corong pengeras suara Dari masjid dan surau.  Sahut menyahut, hampir tak ada jeda.  Manusi...